Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jantung Berdegup di Laut Selatan

Kompas.com - 09/05/2017, 22:33 WIB

Beberapa perahu yang sudah lebih dulu menjamah laut kembali ke bibir pantai, membawa suara teriakan para penumpang yang berbaur antara rasa takut yang tertahan dan rasa gembira karena dipenuhi adrenalin. Sekarang giliran kami.

Air laut yang berwarna kecoklatan seolah menyambut perahu yang kami tumpangi. Di dalam perahu, selain nakhoda, Rudi (27), terdapat empat orang dewasa dan dua anak yang baru duduk di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Mereka kakak beradik bersama kedua orangtua mereka.

Pelan, tetapi pasti, perahu meliuk di antara ombak yang mulai terasa meninggi. Rudi tahu betul di mana perahu harus lewat, meliuk menghindari ombak tinggi yang akan memukul badan perahu.

Percikan air yang membasahi tubuh menambah sensasi yang mulai terasa merambat naik. Makin ke tengah, ombak makin tinggi. Perahu yang terbuat dari bahan fiber itu berulang kali dihajar ombak, menimbulkan suara kencang yang cukup mendebarkan.

Bagi kami, ombak setinggi 1,5-2 meter sudah cukup membuat jantung terdetak kencang, menyiagakan alarm tubuh agar tetap terjaga meski sensasi yang muncul terasa amat sulit ditolak. Mendebarkan, sekaligus menantang.

Belum lagi angin yang derunya menambah sensasi ketegangan. Panas terik di tengah laut sudah tak dihiraukan lagi. ”Wah, seru sekali,” kata Makin, salah seorang penumpang perahu.

Selain sensasi mendebarkan karena diguncang-guncang ombak, perjalanan dengan perahu itu mengantarkan kami menikmati pemandangan yang tersaji di bibir pantai yang dilewati Laut Selatan.

Mercusuar yang menjulang tinggi tampak memesona dilihat dari laut. Begitu juga dengan langit yang biru dengan awan-awan putihnya.

Tebing-tebing karst di sekitar jalur yang kami lewati juga menyuguhkan pemandangan indah. Puas rasanya diguncang ombak Laut Selatan yang sensasional dan menegangkan, tetapi mendapat bonus pemandangan indah memanjakan mata dan jiwa.

Sayang, perjalanan terpaksa dipersingkat karena dua bocah yang ada di dalam perahu mulai khawatir dengan guncangan ombak. Tak sampai satu jam, perahu kami sudah kembali ke bibir pantai.

Tak apalah, sensasi yang kami rasakan selama nyaris 45 menit di guncang ombak Laut Selatan cukup memberi pengalaman yang mengesankan.

Menurut Rudi, jasa penyewaan perahu di Pantai Baron sudah ada cukup lama, yaitu sejak tahun 2005. Penumpang biasanya sangat senang kalau diajak menjelajah, menikmati pemandangan dan guncangan ombak Laut Selatan.

Ombak setinggi 1,5 meter seperti yang kami lewati tadi, menurutnya tidak terlalu tinggi karena kondisi laut yang sedang tidak pada posisi pasang.

”Cuma anginnya memang kencang. Kalau lautnya sedang pasang, kami enggak berani bawa penumpang,” kata Rudi, warga Wonosari. Akhir pekan biasanya peminat sewa perahu melonjak tinggi. Sensasi guncangan ombak Laut Selatan memang membuat orang tertantang.

Lanskap indah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com