Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Obat Nyamuk Bakar" Ini Bisa Dimakan? Bisa...

Kompas.com - 24/05/2017, 08:15 WIB
I Made Asdhiana

Penulis

Bondan menuturkan, 20 tahun yang lalu merupakan hal yang lumrah di restoran sepanjang Pantai Kuta, pasti di bawah meja selalu ada obat nyamuk bakar untuk mengusir nyamuk.

"Sekarang Codegrafiti membawa obat nyamuk bakar ini yang semula di bawah meja kita tampilkan di atas meja," katanya sambil tersenyum.

Tampilan Obat Nyamuk lime leaf chili paste sangat menipu mata karena mirip dengan obat nyamuk bakar. "Obat nyamuk" melingkar berwarna hijau itu diletakkan di atas kertas yang dilipat-lipat.

"Tapi kertas yang dilipat-lipat itu asli, jangan dimakan," kata salah seorang rekan media sambil tertawa. Ah... benar juga, ini kertas asli.

Bahan "obat nyamuk bakar" ini, menurut Bondan menggunakan beras hitam, cabai, daun jeruk, bawang dan tinta cumi. Di ujung "obat nyamuk bakar" ada lima titik besar yang rasanya, hmm... sedikit pedas.

Saat dikunyah, rasa "obat nyamuk bakar" mengajak Anda seperti mengunyak keripik dan rasa pedas begitu dominan saat mengunyah titik-titik warna krem itu. Sebuah pengalaman tak terhingga, "obat nyamuk bakar" ternyata bisa disantap dan enak pula...

Menurut I Kadek Agus Sudira, CEO Yan's House Hotel Bali kepada KompasTravel, tahun 70-an restoran-restoran di Kuta selalu menyiapkan obat nyamuk bakar ini di bawah meja.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA I Kadek Agus Sudira (kiri), CEO yang juga penggagas Yans House Hotel Bali bersama chef Bondan (kanan), Rabu (17/5/2017).
"Kini kami tampilkan 'obat nyamuk bakar' di atas meja untuk mengenang suasana dan sejarah masa lalu. Cabai berwarna merah melambangkan api dan semangat untuk tetap selalu mempertahankan tradisi dan jangan sekali-kali melupakan sejarah," kata Agus.

Jadilah "obat nyamuk bakar" di atas meja itu siap disantap bukan lagi untuk mengusir nyamuk tetapi untuk mengusir rasa penasaran sambil membayangkan suasana restoran di Kuta pada masa itu...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com