Kaget, dalam hati ku bertanya berdoa untuk siapa di tempat sesunyi ini? "Ini kan jauh, kok bisa orang mau mendaki sampai ke sini hanya untuk berdoa?" tanyaku penasaran.
Kata temanku aktivitas 'mistis' seperti ini sudah biasa dan sudah bertahun-tahun dilakoni banyak orang di tempat ini.
"Biasanya mereka bawa rokok, makanan. Kalau pas mendaki dan kami temukan, kami ambil, bodo amat. Mumpung tambah bekal untuk pendakian hahaha," ujar temanku.
Kami pun melanjutkan perjalanan, tapi hatiku masih penuh dengan tanda tanya. "Jadi ini semacam tempat penyembahan berhala begitu?" dalam hati berdiskusi dengan diri sendiri.
Gara-gara menemukan tempat ini, saya jadi teringat sejumlah cerita mistis yang pernah diungkapkan beberapa teman tentang angkernya pos dua Gunung Klabat.
Sebagai orang yang tak peduli dengan hal-hal mistis seperti ini, saya harus mencoba untuk tidak menghiraukan.
Namun cerita-cerita itu terus berputar dalam otak selagi kaki terus melangkah menjajal trek pendakian menuju empat pos terakhir sebelum tiba di puncak Gunung Klabat.
Sebelum pendakian pertamaku Maret 2016 silam, seorang teman sempat bercerita tentang pengalamannya terpaksa mendaki sendirian saat malam hari.