JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mencicipi soto lamongan atau kuliner khas Jawa Timur lainnya seperti rawon banyak tersedia di kedai-kedai kaki lima. Namun di tempat ini Anda bisa menikmatinya dengan sentuhan modern dan tetap menggugah selera.
Mengusung konsep soto lamongan yang bisa naik kelas, Vonny (67) membuat rumah makan yang mengutamakan kenyamanan dan higienis bagi pengunjungnya. Resto yang ia rintis sejak tahun 1980 bernama Soto Lamongan Kedoya.
“Saya kan latar belakangnya dari farmasi, jadi memang biasa sehari-hari sangat memperhatikan kebersihan, jadi pertama kali jual soto yang diutamakan juga soal higienisnya. Sampai sekarang masih rutin dapet sertifikasi higienis dari dinas,” ujar Vonny, pada KompasTravel, Selasa (6/6/2017).
(BACA: Ini Perbedaan Soto Lamongan dengan Soto Lainnya)
Sejak tahun 1980 Vonny dan suaminya merintis usaha soto. Berawal dari kekaguman suami terhadap masakan mertuanya, akhirnya mereka sepakat merantau ke Jakarta untuk membuka rumah makan dengan mengandalkan resep-resep andalan Jawa Timur dari ibunya tersebut.
“Dulu keluarga saya setiap minggu menu wajibnya soto, selalu soto dan dieksplor terus cara memasaknya, sampai dicoba suami saya ternyata enak sekali,” ujarnya.
Tak heran menu andalan di restonya hingga kini soto lamongan, hingga menjadi ciri khas dari nama restonya. Meski begitu ia juga tetap menjual aneka masakan Jawa Timur, seperti rawon, rujak cingur, nasi langgi, lontong balap dan masih banyak lagi.
(BACA: Terungkap, Ini Pelopor Penjual Soto Lamongan di Jakarta)
Saking banyaknya kuliner Jawa Timur yang ia sajikan, menu yang ada setiap hari tidaklah sama, beberapa hidangan spesial hanya ada di hari tertentu.
Seperti lontong cap go meh dan nasi kuning untuk Minggu-Selasa. Tahu telur dan lontong balap untuk Jumat-Sabtu. Nasi hijau, tehu tek-tek, dan nasi lodeh di hari Rabu-Kamis. Tahu campur dan sop kikil surabaya hanya di akhir pekan dan hari libur.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.