KOMPAS.com - Teriknya matahari Bali menyebabkan para turis melirik tempat istirahat yang asri dan ditumbuhi pepohonan rindang. Seakan-akan ingin melepaskan kepenatan dengan mencari suasana sejuk tanpa harus bersusah payah mencarinya jauh-jauh.
Vila ini cukup tersembunyi dari keramaian, tenang, bertetangga dengan obyek wisata pantai Seminyak serta harga pas di hati.
Di pagi hari yang sejuk pada bulan Mei 2017 saya berdiri persis di depan Juada Garden Vila Seminyak. Terletak hanya 5 menit dari deburan ombak pantai Seminyak yang menjadi idola para turis mancanegara di Bali.
(BACA: 4 Tempat Wisata Kuliner di Seputar Pantai Sanur)
Tiba-tiba saya disapa warga asing yang sedang mencari alamat Juada Garden. Karena dia bertanya saya pun menjawab sejujurnya.
Perbincangan demi perbincangan kita lantunkan.
Tiba di vila Juada Garden, tamu akan disuguhi keramahan pemiliknya yaitu I Nyoman Retu, warga asli Legian Kaja.
Nyoman tinggal bersama keluarga di Juada Garden yang luasnya 55 are atau 5.500 meter persegi.
(BACA: Krisis Diplomatik, Wisman Qatar Bisa Liburan ke Bali)
Berbekal semangat juang yang tinggi, tetap setia mempertahankan usaha wisata ini sejak tahun 1987.
Berawal dari pondok wisata sederhana, kemudian berkembang menjadi vila seperti sekarang ini. Upaya dan kerja keras membuahkan penghidupan yang layak bagi keluarga.
Para turis akan bermanja ria dalam suasana desa, kicauan burung cerukcuk menyapa, angin sepoi berembus menggoyang daun pisang membuat tamu ingin bermanja di sini.
Saya menginap di Vila 2B selama 3 hari bersama istri dan anak. Kapasitas vila untuk 6 orang atau lebih asalkan ada kesepakatan dengan pemiliknya. Pokoknya ada kemudahan tersendiri dengan harga pertemanan yaitu Rp 1,8 juta per malam.
Desain vila ini sangat cozy berlantai 2 dengan 3 kamar tidur, 3 kamar mandi, sofa tersedia di lantai 1 dan lantai 2, cocok untuk ngerumpi sambil berbaring. Di tengah-tengah terdapat dapur.
Perhatikan kenyamanan warga
Berbeda dengan 27 tahun yang lalu, ketika saya melewati gundukan sawah, di seputar jalanan Seminyak.
Dengan mengendarai motor melewati persawahan asri, menuju Legian dimana pacar saya menunggu dengan cinta berbunga-bunga. Sawah dengan padi hijau menyambut kemesraan cinta kita saat itu.
Berbeda dengan sekarang, bangunan hotel jangkung dengan melupakan budaya setempat mendesak tanah warga lokal dengan uang kontrak miliaran. Mereka membangun tanpa memikirkan kenyamanan lingkungan warga.
Fakta di atas sudah menjadi biasa di telinga masyarakat setempat. Mereka tidak berdaya mengkritisi dan mengevaluasi hal-hal buruk yang terjadi. Padahal peran masyarakat lokal sangatlah penting untuk mengembangkan industri pariwisata yang pro lingkungan nyaman dan asri.
Untung saja dari sekian banyak pemilik bisnis wisata, Nyoman Retu masih setia menyayangi budaya lokal setempat. Dia mempertahankan keramahan lokal, kenyamanan lingkungan, menciptakan keteduhan alami seperti Vila Juada Garden. (MADE AGUS WARDANA)
Ingin mencoba wisata cruise gratis Singapura - Malaka - Singapura? Caranya gampang, ikuti kuis dari Omega Hotel Management di sini. Selamat mencoba!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.