Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatiluwih di Bali yang Dikunjungi Obama Bukan Sawah Biasa

Kompas.com - 27/06/2017, 19:02 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berlibur di Bali, Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Obama dan keluarga ternyata pergi ke lokasi wisata berbasis lingkungan, Jatiluwih. Terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Jatiluwih terkenal sebagai desa agraris.

Pemandangan sawah hingga ratusan hektar menjadi keistimewaan di Jatiluwih. Meski begitu sawah di Jatiluwih bukanlah sawah biasa, ada alasan mengapa Obama dan keluarga tertarik untuk berkunjung ke Jatiluwih, dibanding sawah-sawah lain di Bali.

"Subak (sistem irigasi tradisional sawah di Bali) Jatiluwih adalah warisan budaya tak benda yang ditetapkan oleh UNESCO tahun 2012," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana saat dihubungi KompasTravel, Selasa (27/6/2017).

(BACA: Obama dan Rombongan Kunjungi Jatiluwih di Tabanan)

(BACA: Jatiluwih Jadi Ikon Pariwisata Tabanan)

Perjuangan menjadikan subak Jatiluwih sebagai warisan budaya tak benda, sudah dimulai sejak tahun 2003. Saat itu Pitana dan banyak orang merasa subak harus mendapat predikat tersebut karena dari sanalah akar budaya Bali berasal.

DOK INDONESIA.TRAVEL Ukustrasi: Sawah di Desa Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, Bali.
"Budaya Bali berbasis dengan budaya pertanian, khususnya pertanian lahan basah, khususnya padi. Kalau dilihat berbagai upacara, simbol, tradisi, itu berbasis budaya padi sebenarnya," kata Pitana.

Mulai dari gotong royong, pelestarian lingkungan, pengetahuan musim, angin, penyakit, pengendalian hama, dan nilai agama Hindu termasuk Tri Hita Karana (falsafah hidup harmonis antara Tuhan, manusia, dan alam), terdapat di subak.

(BACA: Liburan Keluarga Obama Berkah untuk Pariwisata Bali)

Pitana yang merupakan salah satu penulis buku "Subak: Sistem Irigasi Tradisional di Bali" terbitan tahun 1994 juga menyebutkan Subak Jatiluwih yang dipilih untuk ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO karena empat unsur penting.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO Sawah berundak-undak di Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Rabu (10/4/2013).
Pertama subak Jatiluwih terbilang masih asli dan asri. Dibanding subak lain di Bali yang banyak dibatasi taman beton (bangunan), kemudian varietas padi yang ditanam di Subak Jatiluwih adalah varietas lokal yakni padi bali merah.

Ketiga, secara estetika pemandangan subak Jatiluwih juga terlihat indah. Unsur keempat adalah subak Jatiluwih masih mengikuti aturan tradisional dalam melestarikannya.

Karena subak inilah Desa Jatiluwih juga menjadi desa wisata yang telah ditetapkan sejak tahun 1993. Sekarang tak heran mengapa Obama dan keluarga memilih berkunjung ke Jatiluwih ketimbang sawah lain di Bali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com