Tompi vs Gamut
Dalam sesi berikutnya tibalah super star dalam festival ini yaitu penampilan penyanyi tenar Tompi. Saya sendiri belum kenal sama sekali dengan beliau ini yang memiliki suara emas dan indah ini.
Tiba-tiba dalam satu kesempatan, Tompi mengundang saya memainkan kendang sunda untuk berinteraktif. Saya bersiap-siap berpikir untuk meladeninya, akan tetapi jari tangan terasa sakit dan tidak mungkin menghentak lagi.
Tercuat ide saya mengambil microphone dan melantunkan aneka suara ritmis cak, aneka angsel gamelan Bali, suara gong yang dinamakan Gamut. Gamut kepanjangan dari Gamelan Mulut.
Gamut ini berceloteh bebas meniru bunyi nada gamelan dengan angselnya (perubahan tempo), bunyi gong, bunyi kendang, bunyi cengceng (cymbal) dan bunyi instrumen gamelan lainnya.
Tompi dengan menggunakan suara vokal yang unik, beradu asyik dengan Gamut. Publik sudah tercuri hatinya dengan bunyi nada yang kita padukan.
Tompi juga mengeluarkan jurus-jurus kocak, yang saya respon dengan bahasa Gamut apa adanya. Penonton benar-benar terusik dengan ulah kita yang penuh canda nan ceria. Semua itu diluar skenario pertunjukan dan hanya improvisasi interaktif dalam 5 menit.
Ternyata, penonton sangat mengapresiasi improvisasi tersebut, dan kita pun berpelukan sebagai ungkapan kebahagiaan bahwa improvisasi yang kita mainkan mendapat tempat di hati penonton yang setia menyaksikan. (MADE AGUS WARDANA)