Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriahnya Festival Tepi Sawah di Omah Apik Bali

Kompas.com - 02/08/2017, 11:42 WIB

KOMPAS.com - Menyadarkan orang untuk perhatian terhadap pelestarian lingkungan hidup sepertinya bukan hal yang mudah. Rendahnya niat baik, tingginya sikap cuek melengkapi gagalnya gerakan sadar lingkungan tersebut.

Sebut saja, sampah plastik yang berserakan di berbagai tempat seakan menjadi menu harian tanpa terganggu dengan plastik tersebut.

Sebagian masyarakat pun nyeletuk bahwa itu bukan pekerjaannya. Ada petugas kebersihan kok, mereka itu dibayar. Sangat memprihatinkan bukan?

(BACA: Menyusuri Brugge, Kota Terindah di Belgia)

Tapi ada sebuah festival yang berinisiatif mengingatkan kita pentingnya kesadaran lingkungan yaitu Festival Tepi Sawah.

Angin berembus sejuk menyapa hati di tepi persawahan hijau. Saya duduk manis di sebuah gubuk bambu yang dinamakan Kubu. Kubu ini terletak menonjol di ujung barat yang merupakan bagian dari kawasan vila cantik yang bernama Omah Apik.

(BACA: Ubud, Bali Masuk sebagai 15 Kota Terbaik di Dunia!)

Vila ini terletak tersembunyi di lingkungan pedesaan Pejeng, Kabupaten Gianyar, Bali. Lokasinya hanya 2 km dari obyek wisata Goa Gajah.

Vila Omah Apik, di Pejeng, Kabupaten Gianyar, Bali, tempat pergelaran Festival Tepi Sawah pada 3-4 Juni 2017.MADE AGUS WARDANA Vila Omah Apik, di Pejeng, Kabupaten Gianyar, Bali, tempat pergelaran Festival Tepi Sawah pada 3-4 Juni 2017.
Di tempat ini para pembaca pasti mendapatkan nuansa alam Bali yang murni dan lingkungannya bersih. Dan saya pun berharap mudah-mudahan tidak ada lagi pembangunan vila, hotel atau sejenisnya, cukup segini saja.

Kehadiran saya di Vila Omah Apik ini untuk berpartisipasi dalam Festival Tepi Sawah pada 3-4 Juni 2017.

(BACA: Ini Hotel Mewah Tempat John Legend dan Chrissy Teigen Menginap di Bali)

Festival Tepi Sawah diproyeksikan sebagai sebuah pergelaran kesenian tahunan berorientasi ramah lingkungan yang melibatkan seniman beragam yang berkolaborasi, berkarya dalam kebersamaan.

Banyak seniman kondang hadir di sini hadir, dari yang tradisional hingga fenomenal, dari yang anyar hingga yang tenar. Saya pun menyelip di antara para seniman tersebut meniup suling melengking dan memainkan kendang dalam beberapa slot waktu yang disediakan.

Para seniman tersebut di antaranya: Dewa Alit, Bona Alit, Tompi, Ivan Nestorman, Nita Aartsen, Kecak Kobagi, Jasmine Okubo, Doddy Sambodo, Dodot & Barok, Gustu Brahmanta, Sisca Guhzeng, Brahma Diva Kencana, Marlowe Bandem, Janger Emoni, Fascinating Rhythm Community dan lain-lain.

Festival ini digagas oleh tiga pelaku seni yaitu Pianis Nita Aartsen, pemilik Omah Apik Eta Widiyanto dan Anom Darsana (sound engineer).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com