JAKARTA, KOMPAS.com - "Merdeka..Merdeka..Merdeka.." . Teriakan-teriakan itu menggema di bekas rumah Laksamana Tadashi Maeda, Jakarta.
Laki-laki berbaju coklat dengan tanda kain bertuliskan akronim Badan Keamanan Rakyat di lengannya tampak mengarahkan senapan ke langit. Baku tembak antara tentara Sekutu dengan Indonesia sempat terjadi dengan sengit.
(BACA: Unik, Berbekal Tenda Pasangan Suami Istri Ini Menginap di Museum)
Bunyi-bunyi letupan senapan meramaikan siang di pelataran museum. Warna-warni bom asap menambah warna. Merah, jingga, hijau, dan biru keluar dari bom asap yang berbentuk bola. Sementara, tentara Sekutu dan Indonesia terus berjibaku dalam medan perang.
KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Suasana aksi teatrikal kemerdekaan di bekas rumah Laksamana Tadashi Maeda yang kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi dalam acara Napak Tilas Kemerdekaan, Rabu (16/8/2017) siang. Aksi teatrikal dibawakan oleh Komunitas Reka Ulang Sejarah. Teatrikal tersebut untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Museum Naskah Proklamas
Ada lelaki yang dipapah keluar dari medan perang, ada pula yang bertiarap sambil mengarahkan senapan ke barisan lawan.
Mereka terus memekikkan kata pembakar semangat yaitu "Merdeka!". Suasana terasa pada era perang memerebutkan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.
(BACA: Napak Tilas Kembali Digelar di Museum Perumusan Naskah Proklamasi)
Pada akhirnya, bendera Inggris dan Belanda selaku tentara Sekutu dapat direbut. Kemudian, para tentara Indonesia beserta rakyat sipil berkumpul. Soekarno dan Hatta berdiri berdampingan di depan barisan tentara.
Soekarno kemudian memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dengan ditutup dengan pengibaran bendera Merah Putih.
KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Salah satu pemain aksi teatrikal kemerdekaan di bekas rumah Laksamana Tadashi Maeda yang kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi dalam acara Napak Tilas Kemerdekaan, Rabu (16/8/2017) siang. Aksi teatrikal dibawakan oleh Komunitas Reka Ulang Sejarah. Teatrikal tersebut untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Museum Naskah Proklamas
Suasana peperangan di bekas rumah Laksamana Tadashi Maeda yang kini menjadi
Museum Perumusan Naskah Proklamasi adalah aksi teatrikal yang dibawakan oleh Komunitas Reka Ulang Sejarah.
Teatrikal tersebut untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Museum Naskah Proklamasi.
Total durasi aksi teatrikal perang kemerdekaan itu berkisar 30 menit. Ada lima segmen dalam aksi teatrikal itu. Pesan yang ingin disampaikan oleh komunitas adalah tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia.
KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Salah satu pemain aksi teatrikal kemerdekaan di bekas rumah Laksamana Tadashi Maeda yang kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi dalam acara Napak Tilas Kemerdekaan, Rabu (16/8/2017) siang. Aksi teatrikal dibawakan oleh Komunitas Reka Ulang Sejarah. Teatrikal tersebut untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Museum Naskah Proklamas
"Persiapan kami dua minggu latihan. Satu minggu bikin skenario, seminggu latihan dan lalu tampil. Ini kisah singkat proses merdekanya Indonesia, Dimulai dari Jepang masuk, kekuasaan mereka semakin kuat lalu generasi muda gak mau menerima hadiah kemerdekaan dari Jepang," kata perwakilan dari Komunitas Reka Ulang Sejarah, Dion kepada
KompasTravel di sela-sela acara Rabu lalu.
Menurutnya, aksi teatrikal kemerdekaan ini diwakili dari berbagai komunitas pencinta sejarah. Ada yang dari Bogor, Jakarta, Depok, Tangerang, dan Banten.
KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Suasana aksi teatrikal kemerdekaan di bekas rumah Laksamana Tadashi Maeda yang kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi dalam acara Napak Tilas Kemerdekaan, Rabu (16/8/2017) siang. Aksi teatrikal dibawakan oleh Komunitas Reka Ulang Sejarah. Teatrikal tersebut untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Museum Naskah Proklamas
"Ada sekitar 45 orang yang memainkan aksi teatrikal. Umur pemainnya ada dari 4-75 tahun. Ada yang berperan jadi tentara PETA (Pembela Tanah Air), imperial japanese army, KNIL," tambahnya.
Setiap pemain bebas memilih peran dalam aksi teatrikal kemerdekaan. Dion mengatakan nantinya peran akan disesuaikan dengan jumlah pemain. Sementara, kostum yang digunakan adalah milik pribadi.
KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Suasana aksi teatrikal kemerdekaan di bekas rumah Laksamana Tadashi Maeda yang kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi dalam acara Napak Tilas Kemerdekaan, Rabu (16/8/2017) siang. Aksi teatrikal dibawakan oleh Komunitas Reka Ulang Sejarah. Teatrikal tersebut untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Museum Naskah Proklamas
"Ini baru tahun pertama di tampil dalam acara Napak Tilas Kemerdekaan. Kami diundang untuk main di sini. Sebelumnya pernah tampil di Hari Pahlawan di Surabaya dan Serangan Umum Satu Maret di Yogyakarta," ujarnya.
Dion mengatakan Komunitas Reka Ulang Sejarah biasanya tampil pada acara-acara terkait sejarah. Ke depan, Komunitas Reka Ulang Sejarah bakal meramaikan acara peringatan Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan di Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.