Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Tempat Perumusan Naskah Proklamasi Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 16/08/2021, 20:41 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

 

Rumah bergaya art deco

Bangunan dua lantai bergaya arsitektur art deco tersebut dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama J.F.L Blankenberg.

Dulunya, bangunan seluas 1.138 meter persegi yang berdiri di tanah seluas 3.914 meter persegi.

Baca juga: Pertempuran di Bekas Rumah Laksamana Maeda, Sebuah Reka Ulang

Lantai pertama, terbujur meja dan kursi tamu tempat Maeda menerima Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, yang tiba dari Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pukul 22.00 WIB.

Di sebelah ruang pertemuan, ada meja makan tempat dirumuskannya naskah Proklamasi.

Ada tiga patung lilin tiruan sosok Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo tengah berembuk merumuskan naskah Proklamasi.

Masih di ruang tengah, ada replika naskah Proklamasi tulisan Soekarno dalam ukuran jumbo, yang dibingkai kaca tebal dan dipajang di dinding.

Pengunjung berada di ruang tamu Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Rabu (16/8/2017). Ruang tamu ini terbujur meja dan kursi tamu tempat Maeda menerima Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, setibanya mereka dari Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pukul 22.00 WIB. KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Pengunjung berada di ruang tamu Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Rabu (16/8/2017). Ruang tamu ini terbujur meja dan kursi tamu tempat Maeda menerima Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, setibanya mereka dari Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pukul 22.00 WIB.
"Rumah ini awalnya didirikan sebagai rumah sewa. Ini konsep rukan (rumah kantor). Kemudian pecah perang, jadi markas tentara Inggris, dan Kantor Inggris," tambah Ari.

Terletak sejajar dengan pintu masuk, ada satu ruangan kecil di bawah tangga. Inilah tempat Sayuti Melik ditemani BM Diah mengetik naskah Proklamasi yang sudah disetujui oleh para hadirin perumus naskah.

Baca juga: Liburan ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Ada Mesin Tik Milik Perwira Nazi

Di sebelah kirinya, ada tangga menuju ke lantai dua.

Kesan vintage begitu kental terkesan di bekas rumah Laksamana Maeda.

Salah satu hal yang paling membedakan adalah lantai yang masih tegel berwarna abu-abu. Kontras dengan lantai keramik yang biasa digunakan pada saat ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com