Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriahnya Parade Budaya Bahari di Wakatobi

Kompas.com - 12/11/2017, 13:05 WIB
Kristian Erdianto

Penulis


WAKATOBI, KOMPAS.com - Siang itu panas terik sinar matahari terasa menyengat kulit. Jam di tangan menunjukkan pukul 14.00 WITA. Saya pun mempercepat langkah menuju Pelabuhan Panggulubelo di Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Jalan menuju pelabuhan telah dipadati oleh ribuan warga yang berasal dari empat pulau besar di Wakatobi, yakni Pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko.

Rupanya, mereka hendak berpartisipasi dalam parade kebudayaan bahari terbesar di Wakatobi, Wonderful Festival and Expo 2017 atau Wakatobi Wave 2017 yang berlangsung pada 11 - 13 November 2017.

Baca juga : Rencana Pelesir ke Wakatobi? Ini Agenda Wisatanya Tahun 2017

Parade diawali dengan prosesi Akbar Kariaa Wakatobi yang menampilkan barisan tokoh adat, kontingen budaya masing-masing pulau, rombongan penari Lengko, karnaval kostum pesisir dan kendaraan hias Pesona Indonesia.

Anak-anak kecil Wakatobi tampil menggemaskan dengan menggunakan pakaian tradisional. Anak laki-laki memakai kain ikat kepala berwarna cerah khas masyarkat Sulawesi Tenggara.

Anak laki-laki Wakatobi memakai pakaian adat saat tampil di parade kebudayaan bahari, Wonderful Festival and Expo 2017 atau Wakatobi Wave 2017 di Pelabuhan Panggulubelo, Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sabtu (11/11/2017).KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Anak laki-laki Wakatobi memakai pakaian adat saat tampil di parade kebudayaan bahari, Wonderful Festival and Expo 2017 atau Wakatobi Wave 2017 di Pelabuhan Panggulubelo, Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sabtu (11/11/2017).

Anak perempuan pun tak kalah heboh. Mereka memakai hiasan kepala dari bunga dan aksesoris adat berwarna emas, persis seperti mahkota putri kerajaan.

Rombongan tetua adat tampak berjalan di barisan depan. Mereka memakai pakaian adat lengkap dengan tongkat dan tombak.

Baca juga : Ini Tempat-tempat Menarik untuk Selfie di Wakatobi

Sementara itu puluhan perempuan Wakatobi tampil menggunakan berbagai macam kostum bahari yang melambangkan kekayaan biota laut di salah satu daerah unggulan destinasi wisata selam itu.

Kostum mereka terlihat sangat meriah dan unik. Ada yang memakai kostum menyerupai berbagai spesies ikan dan terumbu karang. Perpaduan warna-warna cerah menambah semarak pergelaran WAVE 2017 siang itu.

Perempuan Wakatobi saat tampil di parade kebudayaan bahari, Wonderful Festival and Expo 2017 atau Wakatobi Wave 2017 di Pelabuhan Panggulubelo, Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sabtu (11/11/2017). Dia menggunakan kostum bahari yang melambangkan kekayaan biota laut di salah satu daerah unggulan destinasi wisata selam itu. KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Perempuan Wakatobi saat tampil di parade kebudayaan bahari, Wonderful Festival and Expo 2017 atau Wakatobi Wave 2017 di Pelabuhan Panggulubelo, Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sabtu (11/11/2017). Dia menggunakan kostum bahari yang melambangkan kekayaan biota laut di salah satu daerah unggulan destinasi wisata selam itu.

Selain Parade Budaya tersebut, acara pembukaan juga ditambah dengan kemeriahaan penampilan Tarian Kolosal yang diperagakan oleh lebih dari ratusan orang penari remaja putra-putri Wakatobi.

Tarian kolosal merupakan kolaborasi tarian adat dari empat pulau di Wakatobi, yaitu Tari Lengko, Tari Lariangi, Tari Sajo Moane, dan Tari Balumpa.

Dalam sambutannya, Bupati Wakatobi Arhawi mengatakan WAVE 2017 adalah salah satu festival kebudayaan tahunan di kalender pariwisata nasional. Tercatat Pemkab Wakatobi telah menggelar acara itu sebanyak tiga kali berturut-turut setiap tahunnya.

Baca juga : Bandara Betoambari Baubau Siap Jadi Penyangga Wisata Wakatobi

Festival tersebut menjadi simbol bahwa masyarakat Wakatobi berkomitmen untuk menghargai dan menjaga kekayaan kebudayaan bahari yang menjadi andalan.

"Tema besar acara ini untuk menghargai kekayaan budaya bahari yang kita miliki di Wakatobi. Kami konsisten dan komitmen untuk terus merawat khasanah kebudayaan maritim yang dimiliki oleh bangsa ini," ujar Arhawi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi, Nadar, berharap WAVE 2017 mampu mengangkat potensi dan mempromosikan wisata di Wakatobi.

Rombongan tetua adat saat tampil di parade kebudayaan bahari, Wonderful Festival and Expo 2017 atau Wakatobi Wave 2017 di Pelabuhan Panggulubelo, Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sabtu (11/11/2017).KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Rombongan tetua adat saat tampil di parade kebudayaan bahari, Wonderful Festival and Expo 2017 atau Wakatobi Wave 2017 di Pelabuhan Panggulubelo, Pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sabtu (11/11/2017).

Dengan demikian, target peningkatan arus kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara bisa tercapai.

"Event ini diharapkan dapat semakin mengangkat potensi dan mempromosikan wisata di Wakatobi, serta mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan potensi sumber daya kelautan dan pariwisata," ucapnya.

Wakatobi sendiri telah ditetapkan dalam 10 destinasi prioritas pariwisata di Indonesia. Empat pulau besar di Sulawesi itu memiliki sebagai terumbu karang penghalang terbesar di Indonesia dan kedua di dunia setelah Great Barrier Reef di Australia.

Sebanyak 50 titik menyelam dapat anda jangkau dengan mudah dari Pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko.

Baca juga : Lebih Mudah ke Wakatobi, Citilink Terbang ke Kendari

Menurut data Kementerian Pariwisata, Wakatobi memiliki 942 spesies ikan dan 750 spesies terumbu karang dari total 850 koleksi dunia. Terbilang cukup banyak bila dibandingkan dengan dua pusat selam terkenal di dunia. Laut Karibia memiliki sekitar 50 spesies dan Laut Merah di Mesir memiliki 300 spesies terumbu karang.

Pemkab Wakatobi berharap pagelaran WAVE 2017 mampu mendukung pencapaian kunjungan wisatawan mancanegara. Pada tahun 2017, Pemkab menargetkan kunjungan 15 juta wisatawan mancanegara. Selain itu, juga demi menggerakkan perekonomian masyarakat setempat karena pembelanjaan wisatawan yang langsung kepada masyarakat setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com