Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Layar Tancap Keliling, dari Masa Kejayaan hingga Jadi Museum

Kompas.com - 15/02/2018, 11:15 WIB
Andi Hartik,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Bioskop itu dikenal dengan sebutan Bioskop Misbar atau gerimis bubar. Sebab, bioskop layar tancap itu dikemas out door. Seperti halnya layar tancap keliling. Bisokop itu cukup terkenal di tengah masyarakat Malang.

Lalu pada Tahun 1992, kejayaan layar tancap mulai redup. Hal itu seiring dengan berkembangnya teknologi dan munculnya sejumlah stasiun televisi swasta.

Hiburan masyarakat beralih. Layar tancap tidak lagi dikerumuni oleh masyarakat.

"Tahun 1992 sudah mulai menurun setelah TV swasta mulai bayak. Tapi Tahun 2000 masih ramai pesanan. Terutama kalau ada hajatan manten. Kemudian untuk perayaan 17-an," katanya.

Setelah itu, layar tancap Cinedex tutup. Usaha layar tancap tidak lagi terlihat. Seluruh perlengkapan layar tancap tersebut disimpan. Termasuk proyektor, layar dan filmya.

"Setelah itu mulai habis. Proyektor sekarang jadi besi tua," katanya.

Beruntung, perlengkapan layar tancapnya masih ada yang terpelihara. Dari 45 proyektor, yang masih tersisa hanya 4 unit. Sementara dari ratusan film, yang tersisa hanya 30 film.

"Ada ratusan film. Tapi hanya 30 yang ready," kata Hariadi.

Perlengkapan layar tancap yang masih terpelihara itu disimpan dalam satu ruangan dan dijadikan museum bernama Indonesian Old Cinema Museum. Museum itu telah banyak menyita perhatian masyakat. Terutama kalangan mahasiswa dan turis asing.

"Ada turis kesini lihat - lihat. Ada juga mahasiswa," ungkapnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com