Pram meninggal di Jakarta, 30 April 2006. Selama tujuh dekade masa hidupnya dipakai untuk menulis lebih dari 50 buku.
Karya tulis Pram, terutama novel dan cerpen, telah diterjemahkan ke 45 bahasa termasuk di antaranya Bahasa Spanyol pedalaman dan Bahasa Urdu.
Pramoedya Ananta Toer merupakan satu-satunya penulis Indonesia yang berkali-kali menjadi kandidat peraih Nobel Sastra.
Pramoedya Ananta Toer dan karya-karyanya lebih dari sekedar hadiah Nobel atau sejumlah penghargaan lainnya yang ia terima dari dunia internasional.
Karya-karya Pramoedya tak pernah berhenti menjadi inspirasi banyak orang demi memaknai sejarah perjuangan kemanusiaan di tengah berbagai penindasan.
Beberapa yang menjadi sorotan dunia yaitu lewat empat novelnya yang terpenting yang ditulisnya semasa menjalani tahanan di Pulau Buru. Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca, merupakan empat novel yang dikenal dengan tetralogi Pulau Buru.
Pengunjung yang hadir tak diperkenankan untuk memotret koleksi pameran secara detail. Peraturan tersebut berlaku untuk bagian Dinding Perjalanan Hidup, Ruang Catatan dan Arsip, Ruang Video.
Pengunjung hanya boleh memotret suasana pameran. Hal itu menurut Engel, untuk menghormati keluarga Pramoedya Ananta Toer.
Pengunjung bisa berfoto di area Dinding Memorabilia dan Ruang Kerja Pram. Yang tak kalah menarik yaitu di Taman Kata-Kata.
Pameran "Namaku Pram: Catatan dan Arsip" hadir di Dia.Lo.Gue mulai 17 April hingga 20 Mei. Pengunjung bisa datang pukul 09.30 - 18.00 WIB pada hari Senin hingga Kamis dan pukul 09.00 - 21.00 WIB pada hari Jumat hingga Minggu.
Engel mengatakan menyediakan jasa pemanduan pameran dengan janji terlebih dahulu. Pengunjung bisa mengajukan permohonan pemanduan pameran dengan cara menghubungi pihak Dia.Lo.Gue selambat-lambatnya lima hari sebelum kedatangan.
Pengunjung juga tak dipungut biaya untuk melihat pameran. Pastikan untuk mematuhi peraturan yang diberlakukan oleh penyelenggara pameran.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Namaku Pram: Catatan dan Arsip", Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer", https://entertainment.kompas.com/read/2018/04/17/203809510/namaku-pram-catatan-dan-arsip-mengenal-lebih-dalam-pramoedya-ananta.
Penulis : Irfan Maullana
Editor : Irfan Maullana
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Namaku Pram: Catatan dan Arsip", Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer", https://entertainment.kompas.com/read/2018/04/17/203809510/namaku-pram-catatan-dan-arsip-mengenal-lebih-dalam-pramoedya-ananta.
Penulis : Irfan Maullana
Editor : Irfan Maullana
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Namaku Pram: Catatan dan Arsip", Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer", https://entertainment.kompas.com/read/2018/04/17/203809510/namaku-pram-catatan-dan-arsip-mengenal-lebih-dalam-pramoedya-ananta.
Penulis : Irfan Maullana
Editor : Irfan Maullana
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Namaku Pram: Catatan dan Arsip", Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer", https://entertainment.kompas.com/read/2018/04/17/203809510/namaku-pram-catatan-dan-arsip-mengenal-lebih-dalam-pramoedya-ananta.
Penulis : Irfan Maullana
Editor : Irfan Maullana