Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Lebih Suka Selfie di Alam, Seperti Ini Tren Peralatan Outdoor Sekarang

Kompas.com - 24/04/2018, 19:10 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Berkembangnya tren aktivitas outdoor atau luar ruang menjadikan para produsen alat-alat pendukungnya juga mengikuti tren tersebut.

Tren pendakian gunung yang dua-tiga tahun lalu sempat booming karena film 5 cm. Kini sudah menurun dan cenderung stagnan. Hal tersebut juga sempat memusingkan para produsen paralatan outdoor, terutama untuk keperluan pendakian gunung.

“Sekarang pendakian gunung menurun dan sudah cenderung stagnan posisinya. Itu berpengaruh sekali ke produsen peralatan, jadi sekarang trennya tak banyak ke alat pendakian, melebar sedikit,” tutur Disyon Toba, CEO Consina Outdoor Service, di D’Cozie Hotel, Senin (23/4/2018).

Disyon mengatakan para pendaki yang dulu tertarik karena film 5cm tersebut, kini bergeser dan tidak hanya mengejar pemandangan gunung.

Ia melanjutkan mereka lebih memilih selfie di lanskap alam yang juga menakjubkan mulai dari air terjun, sungai, pantai dan bentang alam lainnya.

Alhasil tren kegiatan outdoor pun kini lebih menyatu ke traveling seperti biasanya, bukan lagi diidentikkan dengan aktivitas ekstrem.

Berbagai macam produk-produk aktivitas alam bebas dijual pada acara Indonesia Outdoor Festival (Indofest) 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (12/5/2017). KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Berbagai macam produk-produk aktivitas alam bebas dijual pada acara Indonesia Outdoor Festival (Indofest) 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (12/5/2017).
“Orang-orang itu kami kategorikan orang-orang baru, yang masuk lewat pendakian gunung. Mereka lebih membutuhkan produk yang sebenarnya tidak terlalu bermerek, yang penting fungsi dan harganya,” pungkas Disyon Toba.

Hal tersebutlah yang membuat para produsen peralatan outdoor kini banyak menciptakan produk yang ekonomis dan simple.

Para produsen alat melihat tren, bagaimana menciptakan produk yang lebih simple, dengan fungsi yang tetap ada, tetapi lebih ekonomis dari segi harga.

“Ekonomis, karena orang sekarang lebih memilih menyisakan uangnya untuk tiket. Kalau dulu kita ngompreng-ngompreng aja masih bisa, sekarang harga tiket pesawat sudah murah, ke Jepang ke mana, itulah yang di bela-bela oleh anak zaman sekarang," tutur Disyon.

Beragam diskon peralatan oudoor ditawarkan mulai 10 hingga 50 persen di acara Inonesia Outdoor Festival (Indofest) 2017.KOMPAS.COM/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Beragam diskon peralatan oudoor ditawarkan mulai 10 hingga 50 persen di acara Inonesia Outdoor Festival (Indofest) 2017.

Meski menyasar orang-orang baru yang tidak terlalu butuh performa peralatan, produsen tidak akan meninggalkan peralatan dengan kualitas yang diperuntukan untuk profesional. 

Menurut Disyon, peralatan itu merupakan tulang punggung dari produsen outdoor.

“Jaket-jaket dan sepatu anti airnya masih terus diproduksi dan dikembangkan teknologinya, carrier yang nyaman juga, dan banyak lagi yang masih akan terus ditingkatkan kualitasnya, hanya memang peralatan ini cukup tinggi harganya,” ujar Disyon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com