Oksigen akan terus menurun hingga sepertiganya saat berada di puncak Everest. Semakin tinggi dari permukaan laut, tekanan udara semakin rendah. Tekanan udara yang rendah tersebut membuat oksigen lebih menyebar sehingga lebih sedikit.
Para pendaki pun membutuhkan bantuan tabung oksigen untuk dapat mendaki ke puncak Everest.
5. Medan menuju puncak begitu berat
Selain oksigen, medan yang ditempuh juga berat. Seperti tebing dengan jurang terjal di sisi kanan dan kiri. Suhunya juga bisa mencapai -80 derajat Fahrenheit.
6. Banyak pendaki meninggal dunia
Data dari Mahitala Unpar, sejak tahun 1924 hingga 2017 ada sekitar 288 yang meninggal dunia di Everest.
Tercatat 168 orang meninggal menuju puncak tanpa suplemen oksigen. Sebanyak 71 orang meninggal setelah mencapai puncak Everest dan perjalanan turun.
Kebanyakan mayat pendaki masih berada di gunung.
7. Perlu persiapan
Sebelum bertolak untuk memulai pendakian, lakukan latihan atau olahraga rutin. Seperti yang diketahui, banyak rintangan menuju puncak. Mulai dari medan, suhu, hingga cuaca.
Selain fisik, persiapkan pula peralatan, pengetahuan soal gunung, hingga mental sebelum Anda berangkat.
8. Tetap berlatih sesampainya di Everest Base Camp
Rata-rata orang memerlukan waktu 40 hari untuk mendaki gunung ini. Sesampainya di Everest Base Camp (EBC) sebaiknya tetap berlatih teknik-teknik pendakian.
Selain itu untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan, lakukan penyesuaian badan dengan ketinggian gunung atau proses aklimatisasi.
9. Bantuan Sherpa