Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernostalgia dengan Sayur Kacang Tolo dan Ayam Kampung Mbah Kebo

Kompas.com - 11/06/2018, 10:36 WIB
Dani Julius Zebua,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


KULON PROGO, KOMPAS.com - Sajian jangan (bahasa jawa: sayur) dalam sepiring nasi ini didominasi kacang tolo atau kacang merah kecil. Penampakan sayur agak 'menyeramkan' bagi mereka yang tidak suka rasa pedas, karena penuh cabai giling kasar.

Sayur yang dimasak ala lodeh ini jadi menu khas Warung Makan Mbah Kebo di Dusun Jambon, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan di Kulon Progo, Yogyakarta.

Di dalamnya terdiri kacang panjang potong yang tidak sama rata, dicampur irisan tempe semangit, daun melinjo muda dan dominan kacang tolo. Tidak lupa cabai merah dan cabai rawit yang digiling kasar.

Baca juga: Mudik Lewat Pantura, Berani Coba 5 Sate Kambing Muda Favorit di Tegal?

Terbayang rasa pedasnya bila gerusan cabai hampir sedominan kacang tolo. Tapi itulah rahasia makan yang bikin lahap.

"Sejak pertama lihat kuahnya merah. Setelah diangkat rupanya banyak cabai. Awalnya ragu karena sepedas apa sayur ini. Memang pedas tapi tidak menyengat," kata Nining, seorang warga Wates yang untuk kesekian kali mampir ke warung ini.

Ia menambahkan, "Kalau saya cocok."

Sayur kacang tolo Mbah Kebo sudah terkenal sejak lama. Warga Kulon Progo kerap menjadikan menu warung itu sebagai rujukan bagi penikmat kuliner.

Baca juga: 17 Oleh-oleh yang Bisa Diburu Saat Mudik Melintasi Jalur Pansela...

Sumiyati alias Boinem, pemilik warung berusia 65 tahun, yang menjadi juru masaknya. Ia sudah 40 tahun melayani pelanggan di warung itu.

Menurut Boinem, ia bukan yang pertama. Ia hanya generasi ke-3. Ia datang diboyong pulang ke rumah ini. Sejak itu orang memanggilnya dengan nama Boinem.

Perjalanan warung bersama Boinem, sajian sayur tidak hanya ditemani tahu tempe saja. Ia juga menyajikan ayam kampung bacem, tahu dan tempe dimasak bacem, kadang ikan sungai, maupun telur masak kecap.

Warung Makan Mbah Kebo di Dusun Jambon, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan di Kulon Progo, Yogyakarta. Dari pusat kota Wates, pengunjung bisa menemukan Mbah Kebo ini sekitar 10 menit berkendara roda empat, menuju Nanggulan. Warungnya hanya dihiasi spanduk dengan tulisan kecil.KOMPAS.com/DANI J Warung Makan Mbah Kebo di Dusun Jambon, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan di Kulon Progo, Yogyakarta. Dari pusat kota Wates, pengunjung bisa menemukan Mbah Kebo ini sekitar 10 menit berkendara roda empat, menuju Nanggulan. Warungnya hanya dihiasi spanduk dengan tulisan kecil.
"Kalau zaman simbah dulu hanya jangan tempe jangan tempe. Tidak ada yang pakai ayam. Sak niki (sekarang) pakai telur atau ayam jawa," kata Boinem.

Jadi jangan khawatir hanya menemukan sayur pedas saja di warung ini. Masih banyak pilihan untuk mereka yang tidak suka pedas.

Salah satunya adalah sayur tempe besengek, yakni masakan tempe bersantan dengan aroma tumis ketumbar, bawang putih, kemiri, laos, jahe dan daun salam. Ditambah sedikit gula biar menguatkan rasa.

"Beda dimasak bacem dengan dimasak besengek. Bacem masak manis, sengek gurih," kata Boinem.

Warung Boinem mudah didatangi karena berada di jalan Kecamatan Nanggulan di Kulon Progo. Dari pusat kota Wates, pengunjung bisa menemukan Mbah Kebo ini sekitar 10 menit berkendara roda empat menuju Nanggulan. Warungnya hanya dihiasi spanduk dengan tulisan kecil.

Warung buka dari pukul 07.00-15.00. Ia tidak menolak melayani saat ada yang datang malam hari. Makan di situ self service atau ambil sendiri.

Siapa yang tidak tertarik mengambil makanan sesuai kemampuan menyantap. Ayam kampung (ayam jawa) bacem salah satu yang paling cepat habis karena disukai. "Kalau ayam jawa telas (habis), saya masakkan (ayam) broiler," katanya.

Sepiring sayur tolo dan tempe sengek, cukup dengan membayar Rp 4.000. Kalau pakai dengan ayam dan telur bisa Rp 10.000 satu piring.

Harga yang terjangkau, porsi memuaskan, warung yang nyaman, tentu membuat orang kembali datang. Beberapa pelanggannya menamai Boinem sebagai Mbah Kebo, lantas jadilah nama dia terkenal sampai sekarang.

Warung Makan Mbah Kebo di Dusun Jambon, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan di Kulon Progo, Yogyakarta. Dari pusat kota Wates, pengunjung bisa menemukan Mbah Kebo ini sekitar 10 menit berkendara roda empat, menuju Nanggulan. Warungnya hanya dihiasi spanduk dengan tulisan kecil.KOMPAS.com/Dani J Warung Makan Mbah Kebo di Dusun Jambon, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan di Kulon Progo, Yogyakarta. Dari pusat kota Wates, pengunjung bisa menemukan Mbah Kebo ini sekitar 10 menit berkendara roda empat, menuju Nanggulan. Warungnya hanya dihiasi spanduk dengan tulisan kecil.

Pemudik Nostalgia

Mudik jangan lupa bernostalgia dengan sepiring nasi sayur kacang tolo pedas di Mbah Kebo ini. Boinem mengaku bersyukur selalu diingat banyak pelanggannya. Mereka yang mampir ke warungnya pernah makan di sini sebelumnya.

Banyak di antara pelangganya adalah wisatawan. "Ada yang dari Kalibiru dan (taman ekowisata taman sungai) Mudal," katanya.

Boinem menyadari bahwa sebentar lagi mudik. Saat itu, tentu akan banyak lagi orang yang akan datang ke warungnya. "Sering yang datang dari Jakarta, kebetulan lewat pasti mampir, makan, foto-foto," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com