Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2018, 08:16 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

NAHA, KOMPAS.com - Keindahan Okinawa, di Jepang bagian selatan tidak hanya di atas permukaan, perut buminya ternyata juga menyimpan pemandangan unik yang menarik untuk dijelajahi.

Keindahan jutaan stalaktit, stalakmit, dan doom bisa Anda nikmati saat menelusuri Goa Gyokusendo, di obyek wisata Okinawa World, Kota Naha, Okinawa, Jepang.

Goa ini tercatat sebagai ekosistem goa terbesar di Jepang, dan salah satu terbesar pula di Asia, dengan panjang diperkirakan 5.000 meter. Namun yang dibuka umum hanya 890 meter, sisanya masih dalam penelitian.

Baca juga: Lupakan dulu Tokyo, Turis Asia Wajib Datang ke Okinawa!

Dalam catatan tertulis di depan gerbang, ekosistem stalaktit di goa ini telah terbantuk sejak 300.000 tahun yang lalu. Tidak heran jika di dalam banyak doom yang ada dalam goa berumur sangat tua.

Goa Gyokusendo yang ada di Prefektur Okinawa, Jepang diklaim merupakan goa dengan ekosistem terbesar di Jepang dengan jutaan stalagtit dan stalagmit yang terbentuk sejak 300.000 tahun yang lalu, Sabtu (19/6/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Goa Gyokusendo yang ada di Prefektur Okinawa, Jepang diklaim merupakan goa dengan ekosistem terbesar di Jepang dengan jutaan stalagtit dan stalagmit yang terbentuk sejak 300.000 tahun yang lalu, Sabtu (19/6/2018).
"Goa ini ditemukan 1967, saat Okinawa masih dalam administratif Amerika. Tahun 1992 sempat dibangun fasilitas untuk wisatawan," kata Ai Munakata, Tour Guide bersertifikat nasional Jepang, saat mendampingi KompasTravel, Sabtu (30/6/2018).

Penelusuran goa kali ini amat ramah keluarga, bahkan manula, karena wisatawan akan berjalan di atas jembatan atau trek rapi lengkap dengan pegangan tangan.

Baca juga: Sebelum Berlibur ke Okinawa, Ini Hal yang Perlu Anda Tahu

Gagahnya Goa Gyokusendo terpancar saat KompasTravel mulai masuk dan disambut aroma khas goa, tetapi tidak terlalu menyengat. Ratusan stalaktit pun masih aktif meneteskan airnya, seolah memberi sambutan.

Dari pengamatan KompasTravel, goa ini begitu ditata rapi oleh pengelolanya. Tiap batuan-batuan yang unik diberi keterangan, sayangnya mayoritas huruf kanji dan china.

Salah satu yang menyita pandangan saya ialah doom yang diperkirakan sudah ratusan tahun. Doom ini hanya bisa terbentuk jika stalaktit dan stalakmit yang aktif tumbuh dan bertemu, hingga membuat tiang.

Wisatawan menikmati sudut-sudut dari Goa Gyokusendo yang sudah dilengkapi oleh jembatan untuk berjalan wisatawan, Sabtu (29/6/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Wisatawan menikmati sudut-sudut dari Goa Gyokusendo yang sudah dilengkapi oleh jembatan untuk berjalan wisatawan, Sabtu (29/6/2018).
"Di sini tertulis tiap tahunnya stalaktit dan stalakmit rata-rata tumbuh hanya 2-3 milimeter," tutur Ai Munakata sembari membaca penjelasan yang tertera di goa.

Namun ada juga jenis stalaktit "straw" yang hanya tumbuh dua milimeter per tiga tahun, bentuknya putih langsing, mirip sedotan. Ada juga yang berbentuk pipih berlapis, berbentuk lonceng, lebih dari 10 jenis stalaktit dapat Anda saksikan di sini.

Setelah sampai di titik tengah, beberapa akses jalan tertutup stalaktit, sehingga Anda perlu sedikit merunduk, atau jalan menyamping.

Namun ingat jangan menyentuh stalaktit apalagi bagian airnya, karena itu akan mengganggu pertumbuhannya, yang sangat lambat.

Salah satu stalagtit dan stalagmit yang sudah bertemu menjadi doom, diperkirakan telah terbentuk sejak 300.000 tahun yang lalu di Goa Gyokusendo, yang merupakan ekosistem goa terbesar di Jepang, berada di kawasan Okinawa World, Sabtu (29/6/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Salah satu stalagtit dan stalagmit yang sudah bertemu menjadi doom, diperkirakan telah terbentuk sejak 300.000 tahun yang lalu di Goa Gyokusendo, yang merupakan ekosistem goa terbesar di Jepang, berada di kawasan Okinawa World, Sabtu (29/6/2018).
Tidak hanya jenis stalaktit yang akan Anda temukan di sini, tapi juga hewan mulai ikan, belut, dan hewan air lainnya di bawah jembatan. Tercatat masih ada habitat kelelawar, tetapi KompasTravel tidak menemukannya.

Sayangnya wisatawan yang kurang ramah masih suka melemparkan koin ke beberapa bagian goa, padahal sudah ada peringatan. Mereka percaya hal tersebut dapat mendatangkan kebaikan, atau mengabulkan permintaan (koin harapan).

"Ya ini bisa merusak ekosistem air, padahal sudah diperingatkan. Mereka seperti berharap keberuntungan," kata Mayu Urasaki, pengelola Goa Gyokusendo yang ikut mendampingi media dari Indonesia.

Keindahan perut bumi Okinawa ini bisa dijelajahi sekitar 30 menit. Anda bisa berkunjung mulai pukul 09.00-17.00, dengan tiket goa dan Kingdom Village Okinawa World sebesar 1.240 yen untuk dewasa dan 620 yen untuk anak-anak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

Jalan Jalan
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala 'Gadis Kretek'

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala "Gadis Kretek"

Hotel Story
Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Travel Update
Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Travel Update
Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Travel Update
4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

Jalan Jalan
Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Travel Update
PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

Travel Update
LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

Travel Update
Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Travel Update
Main ke Rumah Hantu Solo, Bisa Mampir ke 7 Wisata Ini 

Main ke Rumah Hantu Solo, Bisa Mampir ke 7 Wisata Ini 

Jalan Jalan
Kawasan Bromo Tutup untuk Kendaraan Bermotor Saat Wulan Kapitu

Kawasan Bromo Tutup untuk Kendaraan Bermotor Saat Wulan Kapitu

Travel Update
Tiket Kereta Api Berangkat dari DAOP 6 Baru Terisi 34 Persen

Tiket Kereta Api Berangkat dari DAOP 6 Baru Terisi 34 Persen

Travel Update
Cara Mengisi Malaysia Digital Arrival Card

Cara Mengisi Malaysia Digital Arrival Card

Travel Update
Menparekraf Upayakan Penerbangan Langsung 'On Demand' ke Labuan Bajo

Menparekraf Upayakan Penerbangan Langsung "On Demand" ke Labuan Bajo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com