Saya begitu menikmati pertunjukan dadakan di atas kapal Kasuari ini. Hingga tak terasa, waktu pun menunjukkan pukul 1 pagi. Entah berapa lagu sudah mereka lantunkan.
Kantuk pun tak terelakkan. Saya akhirnya beranjak kembali ke bangku penumpang, persis ketika mereka menutup lantunan dengan doa bersama di bawah bimbingan pastor.
Di tempat yang jauh dari hingar-bingar kota, saya menemukan kebisingan tersendiri. Bukan suara tentang kesulitan, melainkan pancaran kebahagiaan yang mereka bagikan ke penumpang lainnya.
Agaknya memang sedikit mengganggu tidur di waktu malam, tetapi cobalah melunak sedikit dan lihat dari sudut pandang berbeda dalam tiap peristiwa. Justru ikut larut dalam sorak-sorai kebahagiaan bisa terasa lebih indah daripada hanya hening diam menutup mata. Ya toh?
Kami akhirnya tiba di Manokwari sekitar 07.00 pagi, esok harinya. Kami mengarungi Teluk Cenderawasih, dari Biak ke Manokwari dengan kapal selama 13 jam.
(Artikel dari anggota Tim Ekspedisi Bumi Cenderawasih Mapala UI, M. Rifki Herjoko. Artikel dikirimkan langsung untuk Kompas.com di sela-sela kegiatan Ekspedisi Bumi Cenderawasih di Papua Barat)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.