Ini peristiwa langka yang kami alami karena keramahtamahan orang Manggarai Timur sungguh memberikan nilai yang berharga bagi kami.
“Kami tidak akan lupa dengan penyambutan yang begitu akrab serta menampilkan adat istiadat setempat. Kami mengucapkan terima kasih banyak atas penerimaan ini. Sejak kemarin kami disambut dengan budaya khas orang Manggarai Timur,” ucapnya.
Ritual adat kepok sundung selesai dilaksanakan, penari kelong mengantar tamu-tamu itu ditempat yang sudah disediakan oleh lembaga itu.
Setelah tamu berada di tempat yang disediakan, koreografi SMPK Waemokel, Belasius Jehamat dibantu pemandu acara pementasan atraksi budaya mengumumkan persiapan pementasan tarian Sanggu Alu khas SMPK Waemokel.
Penari laki-laki membawa alu dari bambu kecil dan dipasang di halaman pementasan, tak lama berselang, penari Sanggu satu persatu membentuk lingkaran di sekeliling tempat itu.
Sang koreografer, Jehamat menginformasikan kepada tamu dan diterjemahkan oleh Pastor Tus, SVD dalam bahasa Italia dan Jerman bahwa pementasan tarian Sanggu Alu akan dilaksanakan.
Hari itu ada tiga kelompok penari Sanggu Alu dengan irama yang berbeda-beda. Secara bergantian, penari perempuan menari-nari dan meloncat dengan indah dicelah-celah Alu yang digerakkan oleh penari laki-laki.
Musik gong dan gendang mengiringi penari untuk memberikan semangat dalam mementaskan tarian khas di sekolah itu.
Bunyi gesekan bambu kecil yang digerakkan penari laki-laki dengan bunyi “kerangkuk kak, kerangkuk kak” mengajak penari perempuan untuk menjingkrak-jingkrak di celah-celah gesekan bambu kecil tersebut sambil diiringi musik gong dan gendang.
Kurang lebih 45 menit, penari mementaskan tarian sanggu alu, tiba-tiba tamu Italia dan Jerman jalan dari tempat duduknya dan ikut menari Sanggu Alu dipandu oleh penari perempuan dan koreografi sekolah tersebut.
Dengan wajah gembira dan senyum khas orang Italia dan Jerman, kedua menari-nari di celah-celah bambu kecil itu. Tamu lain juga menari di kelompok Sanggu Alu.
Suasana penuh kegembiraan karena melihat keluguan mereka saat menari Sanggu Alu. Selanjutnya mereka foto bersama dengan semua penari Sanggu Alu.
Jika seseorang tidak terbiasa menari Sanggu Alu, sebaiknya menyaksikan dari luar lingkaran karena menari Sanggu Alu membutuhkan kelincahan gerakan kaki seirama dengan gerakan tubuh dari seorang penari. Jika tidak maka kaki penari akan terhimpit oleh dua alu bambu kecil itu.