Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Eropa Menari Sanggu Alu, Lipa Songke, dan Congkae Sae di Flores

Kompas.com - 25/08/2018, 09:01 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Hanya orang-orang khusus yang dilatih bisa menari di celah-celah gesekan dua alu tersebut dan juga membutuhkan keberanian dalam mementaskan tarian Sanggu Alu.

Selanjutnya pementasan tarian Congka Sae, liukan tubuh penari perempuan dipadukan dengan irama lagu-lagu bahasa Manggarai Raya memikat mata tamu Italia dan Jerman tersebut.

Tarian Congka Sae adalah tarian khas orang Manggarai Raya dalam berbagai upacara adat maupun kegiatan-kegiatan nasional dan lokal di wilayah Manggarai Raya.

Tarian Congka Sae apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, "Congka" berarti menari dan "Sae" artinya bersama-sama. Jadi Congka Sae adalah menari secara bersama dengan diiringi gong dan gendang.

Secara tiba-tiba turis Italia dan Jerman turun di lokasi atraksi dan ikut menari Congka Sae. Tepuk tangan meriah karena melihat tamu-tamu itu menari Congka Sae atau Songka Sae dan suasana penuh persaudaraan antara siswa dan siswi SMPK Waemokel dengan tamu Italia dan Jerman di hari itu.

Bagian ketiga dari pementasan budaya itu adalah tarian Lipa Songke. "Lipa" adalah kain khas orang Manggarai dan "songke" adalah motif kain orang Manggarai Raya.

Seorang turis Italia menunggang kuda dalam tradisi penjemputan tamu dengan tradisi berkuda dari Rongga, Rabu (15/8/2018).KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Seorang turis Italia menunggang kuda dalam tradisi penjemputan tamu dengan tradisi berkuda dari Rongga, Rabu (15/8/2018).
Entakan kaki yang seirama dari sejumlah penari perempuan memukau mata 12 turis Italia dan Jerman. Kain selendang yang melingkar di bahu penari itu menarik mata untuk terus diperhatikan. Pandangan mata tamu itu hanya tertuju kepada penari di halaman sekolah tersebut.

Tarian Lipa Songke adalah tarian untuk menghormati kaum perempuan yang menenun kain songke. Entah dari mana kaum perempuan Manggarai Raya menenun Lipa Songke. Itu masih ditelusuri oleh generasi penerus Manggarai Raya.

Namun, salah satu untuk menghargai dan menghormati karya gemilang mereka maka koreografi lokal mengangkat tarian Lipa Songke. Lagi-lagi turis Italia dan Jerman turun dari tempat duduk dan ikut menari lipa songke.

Penari perempuan dari sekolah itu memberikan selendang kepada penari Italia dan Jerman. Kemeriahan sangat terasa dengan melihat orang asing menari Lipa Songke dengan gaya yang unik.

Anna Maria, salah satu turis Italia kepada KompasTravel, Kamis (16/8/2018) menuturkan, pementasan budaya siswa dan siswi SMPK Waemokel sangat unik. Anna bersyukur bisa melihat langsung karya-karya anak sekolah di lembaga ini.

Siswi SMPK Waemokel mementaskan tarian Congka Sae, Kamis (16/8/2018). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Siswi SMPK Waemokel mementaskan tarian Congka Sae, Kamis (16/8/2018).
“Saya spontan ikut menari Lipa Songke, Congka Sae dan Sanggu Alu karena saya tertarik untuk mencoba dan merasakannya,” ungkapnya.

Kepala Sekolah SMPK Waemokel, Robertus Wahab kepada KompasTravel mengatakan tarian Sanggu Alu, Lipa Songke dan Congka Sae merupakan tarian khas lembaga ini.

Berbagai pementasan di wilayah Manggarai Timur, siswa dan siswi selalu mementaskan tiga tarian ini walaupun ada banyak dipelajari oleh siswa dan siswi di sekolah ini.

Tarian ini juga dikenal di tingkat nasional yang dimuat di media The Jakarta Post saat pementasan 17 Agustus beberapa tahun lalu di lapangan sepak bola Waelengga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com