Pelaksana Tugas Deputi Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani yang didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III, Muh. Ricky Fauziyani, mengatakan, event ini adalah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya negara tetangga.
Terlebih NTT, menurut Adnyani, memiliki tiga pintu yang bisa dilewati wisatawan mancanegara.
"Kami ingin meningkatkan kunjungan wisman, khususnya pasar Timor Leste lewat pos-pos pintu perbatasan. Khususnya yang ada di NTT lewat tiga Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Yaitu PLBN Mota'ain di Belu, PLBN Motamasin Malaka, dan PLBN Wini di Timor Tengah Utara. Juga lewat enam PLBN," ucap Adnyani yang diamini Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III, Muh. Ricky Fauziyani.
Sementara itu, Ricky menjelaskan, NTT tahun ini ditargetkan sebagai penyumbang wisman cross border area ke-II setelah Kepulauan Riau (Kepri). Kepri ditargetkan menyumbang 2.187.000 juta wisman. Dan NTT ditargetkan menyumbang wisman 1.635.354 juta wisman pada 2018.
“Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Wisman Timor Leste pada periode Januari hingga Juli 2018 1.005.600 wisman. Naik 89,16 persen menjadi 531.600 dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Wisman Timor Leste pada bulan Juli 2018 mencapai 163.300 wisman, naik 91,44 persen dibanding Juli 2017 yang mendatangkan 85.300 wisman,” ujar Ricky.
Ricky berharap, bentuk formula original dam nilai budaya serta keagamaan dalam perarakan patung ini tidak hilang dan tetap dipertahankan.
"Kalau bisa kegiatan perarakan patung, jangan digabung dengan kegiatan olahraga. Harusnya kegiatan ini dirangkai dengan kegiatan yang ada kaitannya seperti lomba paduan suara, lomba baca kitab suci dan lomba kuis kitab suci serta kegiatan rohani lainnya," jelasnya.
Hal ini, lanjut Ricky, dimaksudkan untuk tidak menghilangkan nilai suci daripada kegiatan perarakan patung ini.
Di sisi lain, Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pemasaran I, Hendry Noviardi, menegaskan jika banyak acara cross border selalu memiliki daya tarik bagi wisatawan dan dipadati banyak wisatawan.
"Kemasan festival cross border selalu mempunyai daya tarik. Sehingga wisatawan datang dalam jumlah besar. Unsur atraksi yang menarik dan jarak yang tidak terlalu, menjadi alasan wisatawan cross border selalu memadati event seperti Pararakan Patung Santa Maria Nain Feto Feto Malaka ini," katanya.
“Event ini juga melihatkan budaya dan kerajinan tangan juga ditampilkan. Oleh sebab itu, event Crossborder ini adalah sarana tepat untuk mengenalkan budaya Malaka dan NTT,” tutup Arief.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.