Bagaimana rasanya menjajal jalur hingga finis? Bagi saya, Gowes di jalur Shimanami Kaido relatif tidak menguras banyak tenaga. Pasalnya, tidak ada tanjakan ekstrem yang membuat nafas ngos-ngosan.
Sekitar 70 persen jalur landai, sisanya sedikit tanjakan dan menurun.
Kondisi jalanan dari start hingga finis mulus. Jadi, tetap nyaman menggunakan apa pun jenis sepeda. Namun, paling enak menunggangi sepeda balap.
Meski demikian, ada tantangan melibas jalur Shimanami Kaido, yakni udara yang relatif dingin. Saat itu, suhu sekitar 15 derajat celcius. Apalagi ditambah tiupan angin yang terkadang cukup kencang.
Masalahnya, saya saat itu hanya memakai jersey tanpa jaket. Geerrr...
Daya tarik Shimanami Kaido adalah panorama yang indah sepanjang perjalanan.
Selepas start, pesepeda langsung melihat megahnya jembatan, hamparan laut biru, langit cerah, dan pulau-pulau kecil di kejauhan.
Hirup dalam-dalam udara segar sambil menikmati panorama. Hilang semua penat.
Pemandangan serupa terlihat setiap melintas jembatan. Tak sedikit pesepeda yang berhenti untuk berfoto.
Jalan tol tersebut juga menembus gunung-gunung. Jadi, pesepeda melewati beberapa terowongan panjang. Pengalaman menarik bersepeda menembus terowongan yang remang-remang.
Pesepeda juga melewati jalanan di pinggir pantai. Anda bisa berhenti sejenak untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan atau bermain air di bibir pantai.
Selain pemandangan, pesepeda juga bisa mampir ke beberapa tempat wisata. Seperti di Pulau Ikuchijima, ada Museum Hirayama dan kuil Kosanji.
Karena mengikuti event yang dibatasi waktu, saya tidak bisa singgah di obyek-obyek wisata yang dilintasi.
Anda ingin menikmati jalur Shimanami Kaido, tetapi tidak membawa sepeda? Jangan khawatir, tinggal sewa sepeda.
Ada belasan terminal tempat penyewaan sepeda yang tersebar di sepanjang jalur. Harga sewa 1.000 yen per hari.