Ketika cuaca sedang baik, hampir setiap akhir pekan ada latihan paralayang di sini. Mereka yang melakukan olah raga itu biasanya adalah dari TNI Angkatan Udara, kepolisian, atau atlet paralayang.
Masyarakat umum pun bisa melakukan tandem atau terbang dengan didampingi pilot paralayang ketika kondisi memungkinkan. Untuk sekali tandem, tarifnya biasanya antara Rp 400.000-Rp 500.000.
Pengunjung bisa menyaksikan secara langsung pelaku paralayang yang melayang di udara. Ketika sedang ada latihan atau kompetisi paralayang, Puncak Joglo ini selalu ramai oleh pengunjung.
Pesona matahari terbenam
Paralayang bukanlah satu-satunya atraksi wisata yang bisa ditemukan di sini. Ketika tidak ada aktivitas paralayang, pengunjung tetap bisa menikmati keindahan panorama yang tersaji di Puncak Joglo.
Lokasinya yang berada pada ketinggian 680 meter di atas permukaan laut membuat pemandangan terbuka ke timur, selatan, dan barat tersaji dengan indahnya.
Sementara sisi utara menampilkan bentang perbukitan bagaikan dinding raksasa yang menghalangi pandangan ke arah jauh. Namun tampak destinasi wisata lainnya, yakni Menara Pandang Soko Gunung yang terlihat kecil.
Panorama utama di Puncak Joglo adalah Waduk Gajah Mungkur yang terlihat begitu luas dari ketinggian. Bahkan ujung selatan waduk yang dibangun tahun 1976 ini turut terlihat.
Di sebelah selatan Waduk Gajah Mungkur, tampak barisan pergunungan yang memanjang. Pergunungan itu adalah bagian dari Geopark Gunung Sewu yang membentang dari Yogyakarta hingga Pacitan.
Sore hari yang cerah menjadi waktu terbaik untuk datang ke Puncak Joglo. Sisi barat yang terbuka membuat momen terbenamnya sang surya dapat terlihat dengan jelas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.