Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2018, 20:18 WIB

WONOGIRI, KOMPAS.com - Keindahan senja memang selalu memikat. Salah satu tempat terbaik untuk melihat keindahan senja ada di dataran tinggi yang pemandangan ke arah baratnya terbuka.

Khususnya di Wonogiri dengan sebagian wilayang pergunungannya, ada banyak tempat yang pas untuk menyaksikan pesona sunset. Salah satunya adalah di Puncak Joglo yang berlokasi di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Baca juga: Menyambangi Kecantikan Pasir Putih Nampu, Pantai Paling Timur Wonogiri

Jarak dari Kota Wonogiri menuju Puncak Joglo adalah kurang-lebih 9,5 kilometer dengan waktu tempuh sekitar setengah jam perjalanan. Rute pertama adalah melalui jalan utama Wonogiri-Pracimantoro sejauh enam kilometer.

Selanjutnya perjalanan berbelok kanan memasuki rute perbukitan. Kondisi jalannya cukup menanjak sehingga pastikan kendaraan kuat menanjak. Tanjakan pertama berakhir ketika sampai di kawasan permukiman.

Nantinya akan dijumpai pos retribusi untuk tiga destinasi, yakni Watu Cenik, Puncak Joglo, dan Soko Gunung. Biaya untuk ketiga destinasi yang ada di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sendang Pinilih tersebut Rp 5.000 saja.

Untuk menuju Puncak Joglo, ikuti jalan utama desa. Sebagai info, jalan menuju Puncak Joglo melewati tanjakan cukup terjal.

Seringkali kendaraan seperti motor yang digunakan berboncengan tidak kuat menanjak sehingga salah satu harus turun dan berjalan kaki sampai ujung tanjakan.

Setibanya di tujuan, kendaraan bisa diparkir di area yang tersedia. Parkiran cukup luas sehingga bisa menampung berbagai kendaraan, mulai dari sepeda motor hingga bus kecil.

Landasan pacu paralayang

Puncak Joglo merupakan sebuah landasan pacu untuk paralayang. Dinamakan demikian karena jika dilihat dari kejauhan, bangunannya tampak seperti joglo.

Ketika cuaca sedang baik, hampir setiap akhir pekan ada latihan paralayang di sini. Mereka yang melakukan olah raga itu biasanya adalah dari TNI Angkatan Udara, kepolisian, atau atlet paralayang.

Puncak Joglo biasa digunakan untuk latihan paralayang.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Puncak Joglo biasa digunakan untuk latihan paralayang.

Masyarakat umum pun bisa melakukan tandem atau terbang dengan didampingi pilot paralayang ketika kondisi memungkinkan. Untuk sekali tandem, tarifnya biasanya antara Rp 400.000-Rp 500.000.

Pengunjung bisa menyaksikan secara langsung pelaku paralayang yang melayang di udara. Ketika sedang ada latihan atau kompetisi paralayang, Puncak Joglo ini selalu ramai oleh pengunjung.

Pesona matahari terbenam

Paralayang bukanlah satu-satunya atraksi wisata yang bisa ditemukan di sini. Ketika tidak ada aktivitas paralayang, pengunjung tetap bisa menikmati keindahan panorama yang tersaji di Puncak Joglo.

Lokasinya yang berada pada ketinggian 680 meter di atas permukaan laut membuat pemandangan terbuka ke timur, selatan, dan barat tersaji dengan indahnya.

Sementara sisi utara menampilkan bentang perbukitan bagaikan dinding raksasa yang menghalangi pandangan ke arah jauh. Namun tampak destinasi wisata lainnya, yakni Menara Pandang Soko Gunung yang terlihat kecil.

Panorama utama di Puncak Joglo adalah Waduk Gajah Mungkur yang terlihat begitu luas dari ketinggian. Bahkan ujung selatan waduk yang dibangun tahun 1976 ini turut terlihat.

Luasnya Waduk Gajah Mungkur yang bisa dilihat dari Puncak JogloKompas.com/Anggara Wikan Prasetya Luasnya Waduk Gajah Mungkur yang bisa dilihat dari Puncak Joglo

Di sebelah selatan Waduk Gajah Mungkur, tampak barisan pergunungan yang memanjang. Pergunungan itu adalah bagian dari Geopark Gunung Sewu yang membentang dari Yogyakarta hingga Pacitan.  

Sore hari yang cerah menjadi waktu terbaik untuk datang ke Puncak Joglo. Sisi barat yang terbuka membuat momen terbenamnya sang surya dapat terlihat dengan jelas.

Jika ufuk barat cerah, maka momen kembalinya matahari ke peraduannya akan tampak begitu syahdu. Deretan pergunungan di cakrawala barat seolah akan menyambutnya setelah seharian menerangi semesta.

Ketika tidak ada paralayang, maka duduk di landasan pacu sembar bercengkerama bersama teman dan menikmati momen sunset menjadi pilihan yang menyenangkan.

Selain keindahan panorama yang memanjakan mata, suasana sejuk dengan semilir angin perbukitan terasa begitu mendamaikan kalbu.

Matahari tenggelam dilihat dari Puncak Joglo, WonogiriKompas.com/Anggara Wikan Prasetya Matahari tenggelam dilihat dari Puncak Joglo, Wonogiri

Usai matahari terbenam, sebaiknya segera mulai perjalanan pulang sebelum terlalu gelap karena masih harus melalui medan perbukitan yang berkelok. Selain itu, turunan pun cukup curam sehingga lebih mudah dilalui saat hari belum gelap.

Khusus yang membawa kendaraan matic, sangat disarankan untuk berhenti sejenak sekitar lima menit ketika sampai di pos retribusi usai menuruni turunan terjal. Sembari menunggu, mereka yang memiliki kewajiban salat maghrib bisa melakukannya di sini.

Berhenti sejenak di pos retribusi bagi kendaraan matic penting dilakukan untuk mendinginkan rem. Jika terlalu panas, hal itu bisa menyebabkan rem blong saat melewati turunan selanjutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengapa Idul Adha di Kudus Tidak Menyembelih Sapi? Simak Sejarahnya

Mengapa Idul Adha di Kudus Tidak Menyembelih Sapi? Simak Sejarahnya

Jalan Jalan
4 Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Surabaya, Ada Beragam Jenis Kurma

4 Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Surabaya, Ada Beragam Jenis Kurma

Jalan Jalan
Desa Wisata Bakal Jadi Andalan Baru Labuan Bajo untuk Gaet Wisatawan

Desa Wisata Bakal Jadi Andalan Baru Labuan Bajo untuk Gaet Wisatawan

Travel Update
Ekowisata Sungai Mudal di Kulon Progo Tutup pada Rabu, 7 Juni 2023

Ekowisata Sungai Mudal di Kulon Progo Tutup pada Rabu, 7 Juni 2023

Travel Update
Rute ke Padukuhan Wotawati dari Pantai Sadeng, Permukiman di Dasar Bengawan Solo Purba

Rute ke Padukuhan Wotawati dari Pantai Sadeng, Permukiman di Dasar Bengawan Solo Purba

Travel Tips
Panduan Lengkap ke OMAH Library, Hidden Gem di Tangerang

Panduan Lengkap ke OMAH Library, Hidden Gem di Tangerang

Travel Update
7 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Bandung 

7 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Bandung 

Jalan Jalan
Ada Aturan Baru untuk Turis Asing di Bali, Catat 5 Penting Ini

Ada Aturan Baru untuk Turis Asing di Bali, Catat 5 Penting Ini

Travel Update
Kunjungan Wisman ke Sulsel 69 Persen pada April 2023

Kunjungan Wisman ke Sulsel 69 Persen pada April 2023

Travel Update
Nyulo, Aktivitas Berburu Hewan Laut Saat Malam Hari di  Belitung

Nyulo, Aktivitas Berburu Hewan Laut Saat Malam Hari di Belitung

Jalan Jalan
Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Travel Update
INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

Travel Update
Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Jalan Jalan
Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Travel Update
5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+