Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reba Ngada, Pemulihan Hubungan dengan Tuhan, Alam, dan Leluhur...

Kompas.com - 21/01/2019, 18:29 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BAJAWA, KOMPAS.com — Upacara perayaan Pesta Reba di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal dengan beberapa istilah yang berhubungan dengan Tuhan, alam dan leluhur.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan perayaan Pesta Reba atau pesta pemecahan uwi (ubi) digelar di kawasan Langa yang melingkupi beberapa kampung di Kecamatan Bajawa diantaranya, Kobe Dheke, Reba; malam pertama upacara perayaan pesta Reba, Kobe Dhoy.

Malam kedua disertai tarian O Uwi bergembira ria bersama dan Kobe Su’I Reba. Malam perpisahan terakhir upacara perayaan pesta Reba yang digelar dengan ritual Su’I Uwi (Ubi) dan Bura Su’a untuk meneguhkan seluruh anggota Ana Sa’o rumah adat, agar dalam berkarya harus mengikuti amanat suci leluhur (lese Dhe Peda Kawe atau Po Boro Molo, Teta Lema Zi’a) dalam mencapai kesejahteraan, kedamaian dan kebahagian.

Saat melaksanakan Kobe Dheke, Kobe Dhoy maupun Kobe Su’I biasanya selalu dilakukan ritual Ti’I Ka Ebu Nusi untuk mengajak leluhur hadir di dalam Sa’o Meze (rumah adat orang Ngada), Tangi Lewa, Kopo Molo, Lega Zi’a, untuk makan dan minum bersama, disuguhkan menu masakan hati ayam, hati babi, daging babi dan daging kerbau atau Suy Wu’u yang diawetkan, kecuali daging yang didapat dari upacara kematian tidak diperbolehkan.

Ritual T’I’I Ka Ebu Nusi dilakukan dengan maksud untuk memuluskan, memulihkan atau mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan Tuhan, alam dan leluhur.

Dengan melestarikan dan menjalankan amanat suci petuah leluhur dalam prinsip-prinsip dan norma-norma hukum adat dan budaya kita, berarti kita telah menaati dan melaksanakan perintah Tuhan.

Wisatawan Nusantara sedang melayani warga lokal dengan makanan Uwi saat Pesta Reba Ngada di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Wisatawan Nusantara sedang melayani warga lokal dengan makanan Uwi saat Pesta Reba Ngada di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019).
Demi melanggengkan pemulihan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, serta untuk mempererat tali persaudaraan sejati dengan para leluhur, maka kita selalu berkomunikasi dengan Tuhan dan leluhur.

Untuk itu setiap perayaan Reba dilaksanakan ritual Fedhi Tua Puju Kuwi Na’a, Titi Ka Ebu, Su’I Uwi dan Bura Su’a dengan syair-syair dalam Bahasa Ngada sebagai berikut; syair Fedhi Tua Puju Kuwi Na’a, Ti’I Ka Ebu dan lain sebagainya diperdengarkan kepada seluruh masyarakat Ngada saat Pesta Reba dilangsungkan di kampung-kampung di kawasan Langa khususnya dan seluruh Ngada.

Pemulihan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, alam dan leluhur dilangsungkan setiap tahun agar terjadi silih dari berbagai peristiwa hidup serta segala usaha dan pekerjaan di tahun yang akan datang mendapatkan restu dari Pemilik Kehidupan.

Ritual Reba juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, alam dan leluhur di seluruh Kabupaten Ngada.

Setiap tahun ribuan masyarakat Ngada harus berkumpul, berdoa dan melaksanakan berbagai ritual adat selama satu minggu di rumah adat masing-masing (Sa’o Meze). Ritual adat itu berhubungan dengan pemulihan dari manusia kepada Tuhan, alam dan leluhur.

Menu yang dihidangkan selama ritual itu berlangsung adalah uwi atau ubi. Bagi orang Ngada, uwi (ubi) adalah makanan yang mulia, luhur dan sangat dihormati karena leluhur mereka berjuang dalam pengembaraan menuju lembah, bukit dan pegunungan dari Lepelapu, Aimere dengan bermodalkan ubi.

Turis mancanegara sedang mengikuti Pesta Reba Ngada di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa,Kab. Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Turis mancanegara sedang mengikuti Pesta Reba Ngada di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa,Kab. Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019).
Walaupun saat ini orang Ngada sudah mengenal nasi untuk menu makanan dalam keluarga, namun, sesungguhnya makanan pokok orang Ngada adalah ubi.

Wagub NTT Josef Adrianus Nai Soi bersama istri dan keluarganya mengikuti ritual ini setiap tahunnya.

Perayaan Pesta Reba sesungguhnya, orang Ngada yang sedang merantau harus pulang untuk mengikuti ritual adat pemulihan hubungan yang harmonis dengan Tuhan, alam dan leluhur serta membangun kembali persaudaraan diantara keluarga dan sesama seluruh masyarakat Ngada.

“Saya bisa menjadi orang besar di negeri ini berkat dari ritual Reba yang setiap tahun dilaksanakan oleh orangtua dan nenek moyang orang Ngada. Saya mengikuti nasihat-nasihat tua-tua adat dan orangtua saat Reba dengan hidup jujur, mandiri dan bekerja keras. Banyak nasihat dari orangtua, tetua adat Ngada yang disampaikan saat ritual Reba dilangsungkan. Syair-syair adat yang diperdengarkan saat ritual Reba memiliki nilai-nilai luhur sebagai modal hidup,” katanya.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Adrianus Nai Soi makan uwi bercampur nasi dengan wadah wati sebagai pengganti piring pabrik saat ritual Reba Ngada dilangsungkan di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019). Wadah wati merupakan warisan leluhur orang Ngada yang ramah lingkungan.KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Adrianus Nai Soi makan uwi bercampur nasi dengan wadah wati sebagai pengganti piring pabrik saat ritual Reba Ngada dilangsungkan di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019). Wadah wati merupakan warisan leluhur orang Ngada yang ramah lingkungan.
Wakil Gubernur NTT asal kampung Langa mengajak masyarakat Ngada, mulai dari anak-anak, orang dewasa dan orangtua untuk taat terhadap ritual adat sebagai fondasi kehidupan. Kita lahir dan dibesarkan dalam lingkungan adat yang diwariskan leluhur.

"Kita harus memahami jejak-jejak perjuangan nenek moyang orang Ngada yang bisa sampai di kawasan perbukitan, lembah dan pegunungan di Kabupaten Ngada ribuan tahun yang lalu<' katanya.

“Nasihat-nasihat adat harus kita taati sebagai kekuatan dalam perjalanan hidup di dunia ini. Nenek moyang orang Ngada saat pengembaraannya tidak pernah lupa dengan adat istiadatnya. Saat tiba di kawasan pegunungan, lembah dan perbukitan Ngada, mereka melangsungkan ritual adat sebagai ucapan syukur atas perlindungan dari pemilik hidup, alam sebagai tempat hunian serta leluhur mereka di tempat asalnya,” sambung Wagub NTT.

Wagub Nai Soi mengajak masyarakat Ngada untuk menanam kembali ubi di kebun masing-masing. Nenek moyang orang Ngada berbekal hidup dengan ubi sebelum mengenal nasi. Uwi atau ubi sebagai makanan pokok dan diritual secara adat.

Seorang perempuan Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019) sedang mengantar makanan tradisional uwi atau ubi kepada masyarakat yang ikut Ritual Reba. KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Seorang perempuan Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019) sedang mengantar makanan tradisional uwi atau ubi kepada masyarakat yang ikut Ritual Reba.
Tidak ada di dunia ini melaksanakan ritual Uwi Reba kecuali di masyarakat Ngada. Bahkan, sebagaimana kita dengar kisah perjalanan nenek moyang, dimana mereka membagi-bagikan ubi secara adil sebagai bekal hidup saat menempuh perjalanan panjang dari pesisir pantai menuju ke kawasan pegunungan, lembah dan perbukitan di Kabupaten Ngada.

“Ketika saya renung, saya menemukan betapa kecerdasan sosial dan keadilan di wariskan nenek moyang orang Ngada. Selain itu, saat pengembaraan melewati Samudera Pasifik dengan terpaan ombak dan angina topan, mereka tetap membina dan menjalin tali persaudaraan yang kuat diantaranya. Persatuan yang kokoh diantaranya mereka menjadi kekuatan dalam pengembaraan mereka di dunia ini,” jelasnya.

Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno, Selasa (15/1/2019),mengatakan Kabupaten Nagekeo mekar dari Kabupaten Ngada secara administrasi, namun ikatan adat istiadat dan kekeluargaan tetap satu.

“Saya lahir di Kampung Tonggo, di Keo saat masih satu dengan Kabupaten Ngada sebelum dimekarkan menjadi kabupaten definitif sendiri. Saya selalu hadir saat ritual Reba dilangsungkan. Ikatan tali persaudaraan dan ikatan kekeluargaan terus terjalin lintas kabupaten karena kita satu dalam ikatan budaya yang diwariskan leluhur orang Ngada dan Nagekeo,” katanya.

Pua Geno memaparkan, DPRD NTT terus mendukung program Pemprov NTT untuk pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Pesta Reba akan ditingkatkan menjadi Festival Reba di tahun akan datang dengan menghadirkan ribuan masyarakat Ngada serta ribuan ubi serta mempromosikan kain tenun.

Para istri pejabat dari lingkungan Pemprov NTT dan Kabupaten Ngada makan uwi (ubi) bercampur nasi dengan wadah wati pengganti piring pabrik saat Ritual Reba Ngada dilangsungkan di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019).KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Para istri pejabat dari lingkungan Pemprov NTT dan Kabupaten Ngada makan uwi (ubi) bercampur nasi dengan wadah wati pengganti piring pabrik saat Ritual Reba Ngada dilangsungkan di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019).
“Saya berterima kasih kepada masyarakat Ngada untuk keserasian dengan pakaian adat semuanya. Saya dan Wakil Gubernur NTT, Josef Nai Soi juga memakai pakaian adat yang disiapkan warga masyarakat Ngada. Ini yang sangat luar biasa. Kita terus pertahankan dengan terus menenun kain adat Ngada khususnya dan Flores pada umumnya,” kata Pua Geno.

Pelaksana Tugas Bupati Ngada, Paulus Soliwoa, Selasa (15/1/2019) menjelaskan, perayaan Pesta Reba memiliki nilai sakral dan magis yang diwariskan leluhur orang Ngada. Sebelum dilakukan pesta Reba, terlebih dahulu dilaksanakan ritual pemecahan uwi yang sebut Su’I Uwi. Pelaksanaan awal dan akhir dari ritual Reba dilakukan di Sa’o Meze Ngada.

“Ini merupakan warisan dari leluhur nenek moyang Ngada untuk selaras dengan alam dan bersyukur kepada Tuhan. Uwi memiliki nilai luhur dan bermartabat sebagai makanan pokok orang Ngada. Orang Ngada tak bisa dipisahkan dengan makanan ubi sebagai makanan yang diwariskan nenek moyang ratusan tahun yang lalu,” katanya.

Soliwoa menjelaskan, Pesta Reba merupakan satu dari sekian destinasi budaya di Kabupaten Ngada. Banyak ritual adat yang diwariskan nenek moyang orang Ngada yang terus dilaksanakan dan dipertahankan. Namun Ritual terbesar di Kabupaten Ngada dengan melibatkan warga kampung adalah Ritual Reba.

“Setiap tahun orang selalu menceritakan tentang Pesta Reba Ngada. Pesta Reba memiliki nilai magis yang memikat orang dari berbagai wilayah di Pulau Flores. Namun, yang menariknya adalah semua orang sama dengan memakai pakaian adat tenun Ngada. Entah itu, pejabat tinggi dan masyarakat biasa sama-sama memakai pakaian adat tenun Ngada,” katanya.

Kaum laki-laki Ngada ditugaskan untuk menyuguhkan tuak atau moke lokal untuk menggantikan minuman air setelah makan uwi (ubi) saat ritual Reba Ngada dilaksanakan di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Kaum laki-laki Ngada ditugaskan untuk menyuguhkan tuak atau moke lokal untuk menggantikan minuman air setelah makan uwi (ubi) saat ritual Reba Ngada dilaksanakan di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019).
Soliwoa menjelaskan, Pesta Reba akan ditetapkan menjadi festival tahunan Kabupaten Ngada sebagaimana diinformasikan Wagub NTT Josef Adrianus Nai Soi. Informasi ini sangat menggembirakan masyarakat Kabupaten Ngada. Tahun 2020, bukan lagi disebut Pesta Reba melainkan Festival Adat Reba.

“Ini bukti perhatian serius dari Pemprov NTT untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Ngada. Pemkab Ngada siap menyuksekan festival adat Reba tahun depan. Persiapannya di mulai dari sekarang bersama dengan tua-tua adat di Kabupaten Ngada,” tambah Soliwoa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Airbnb Hadirkan Keajaiban di Dunia Nyata Melalui Peluncuran Icons

Travel Update
Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Australia Siapkan Banyak Resto Halal, Dukung Pariwisata Ramah Muslim

Travel Update
Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com