"Bisa juga dengan ikhtiar ini untuk mengurangi angka bunuh diri, karena konon bunuh diri dilakukan karena orang hidup sendiri,"ucapnya.
Salah seorang warga Dusun Jelok, Titin mengaku terbantu dengan adanya pembukaan pasar tradisional di Desa Beji. Sebab, selama ini dirinya hanya menggantungkan hidup dari bertani.
"Hari ini saya hanya berjualan jagung bakar, ke depan ingin membuat gudeg sinuwun (Gudeg bahan dasar jantung pisang) dan lauknya ikan yang berasal dari Sungai Oya ini," katanya.
Salah seorang pengunjung, Bagus Adi warga Klaten, mengatakan, dirinya sengaja bersama pacarnya sengaja mengunjungi Wulenpari untuk menghilangkan penat karena sejak beberapa bulan tidak berlibur.
"Kebetulan sering ke Gunungkidul, hari ini mampir, sekalian mau mencari spot prewed (pre wedding). Kemungkinan di sini saja karena cukup komplit,"ucapnya.
Mengunjungi Wulenpari tidak hanya berjalan menyusuri tegalan, tetapi bisa dilakukan menggunakan perahu menyusuri Sungai Oya. Makanan di sini pun cukup terjangkau dengan harga Rp 20.000 hingga Rp 50.000.
Susasana di Wulenpari tak ada suara kendaraan. Hanya suara gemricik sungai oya memang membawa ketenangan bagi pengunjung.