Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Proses Pembuatan Moke Secara Tradisional di Sikka Flores

Kompas.com - 20/05/2019, 06:58 WIB
Nansianus Taris,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Kedua, memasak nira atau moke putih untuk menjadi moke. Nira yang sudah ditampung dalam jeriken disaring lalu dimasak untuk menjadi moke. Proses ini terdiri atas  dua yaitu memasak dan menyuling.

Proses masak dan suling nira itu menggunakan peralatan-peralatan tradisional yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu tungku api, periuk tanah, dan rangkaian bambu.

Ia menerangkan, tungku api befungsi untuk tempat pembakaran nira, periuk tanah berfungsi untuk sebagai wadah memasak nira, dan rangkaian bambu sebagai wadah pengembunan.

Untuk membuat rangkaian bambu dibutuhkan jenis bambu betung (bambu berukuran besar). Rangkaian bambu dipasang dari mulut periuk tanah ataupun drom.

Kemudian, disambung dengan bambu-bambu yang berukuran kecil diarahkan menuju tempat penampungan moke yang dihasilkan.

Ia melanjutkan, sebelum disambung, bambu-bambu tersebut dilubangi agar bisa mengalirkan penguapan nira yang akan menjadi moke.

"Semakin panjang rangkaian bambu, semakin bagus pula kualitas mokenya. Rangkaian bambu itu sudah dipasang mati, tidak bisa dibongkar-bongkar,"  ujar Petrus.

Ia menerangkan, setelah perlengkapan disiapkan, nira atau moke putih dimasukkan ke dalam drum atau pun periuk tanah untuk dimasak.

Ujung bawah bambu betung dipasang rapat-rapat pada mulut periuk atau pun drum tersebut. Kemudian, lanjut dengan pemasakan nira sampai ada penguapan.

"Secara otomatis uap yang dihasilkan akan melalui rangkaian bambu yang sudah disusun. Dalam rangkaian bambu itulah terjadi proses pendinginan dan pengembunan. Dari hasil pengembunan itu ada keluar tetesan air pada ujung bambu. Tetesan air itu ditampung dengan wadah yang sudah disiapkan. Hasil tampungan tetesan air inilah yang disebut moke (tua mitan dalam bahasa Sikka)," kata Petrus.

Ia menambahkan, untuk menghasilkan moke yang baik, moke yang sudah dihasilkan bisa disuling ulang. Bisa 3 sampak 4 kali.

"Yang disuling 3-4 kali itu moke nomor satu atau biasa disebut bakar menyala (BM). Moke yang disuling 2 kali itu disebut moke nomor 2. Dan yang disuling 1 kali itu moke nomor 3," katanya.

Proses memasak nira untuk menjadi moke di Desa Nele Urung, Kecamatan Nele, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (16/5/2019).KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Proses memasak nira untuk menjadi moke di Desa Nele Urung, Kecamatan Nele, Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (16/5/2019).
Moke Membantu Ekonomi Keluarga

Petrus mengungkapkan, selain sebagai minuman tradisi dan simbol persatuan, saat ini, moke bernilai ekonomi.

Ia mengatakan, puluhan tahun ia menjadi perajin moke di desanya. Hasil jualan moke itu sangat membantu kebutuhan keluarga, termasuk bisa menyekolahkan anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com