Ia mengatakan, mengiris lontar dan menyuling moke adalah pekerjaan pokok yang diwariskan secara turun temurun.
"Kami jual moke ini 1 botol dengan harga Rp 20.000. Tergantung rasanya. Kamu jual moke ini di pasar dan ada yang datang langsung beli di rumah. Kalau rezeki, ya, pemasukan 1 minggu bisa Rp 2 juta. Dari hasil itu kami bisa belanja kebutuhan rumah tangga dan kirim uang sekolah untuk anak. Dua anak saya jadi sarjana. Itu hasil dari kerja moke ini," kata Petrus.
Petrus pun berharap kepada anak-anak muda di desanya agar bisa belajar mengiris lontar dan memasak nira menjadi moke.
Setuju Moke Dilegalkan
Sebagai perajin moke, Petrus menyatakan setuju dengan rencana Gubernur NTT Viktor Laiskodat melegalkan moke.
"Saya setuju dengan rencana bapak gubernur kalau moke dilegalkan. Tentu ini angin segar bagi perajin moke," kata Petrus.
Petrus berharap, rencana Pemprov NTT melegalkan moke itu bisa segera direalisasi.
"Daripada kita pergi jual moke lalu polisi larang dan ada yang dimusnahkan. Lebih baik jika moke dilegalkan. Tetapi, kami punya kekhawatiran, mungkin setelah dilegalkan, perusahaan yang kerja sama dengan pemerintah membeli moke dengan harga yang lebih kecil dari sekarang. Harapan kami itu, harga moke tetap seperti yang ada sekarang," ungkap Petrus.
Bagi anda pecinta moke, berkunjung ke Maumere, jangan lupa beli moke untuk oleh-oleh pulang ke rumah.
Di Maumere, anda bisa membeli moke di pasar, kios, dan juga langsung di rumah perajin moke di seputaran kota Maumere.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.