Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada Zaman Kolonial, Sambal Digunakan untuk Menghukum Hingga Alat Perang

Kompas.com - 16/06/2019, 14:08 WIB
Sherly Puspita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Siapa tak kenal sambal? Di Indonesia sambal sangat digemari dan menjadi salah satu penggugah selera makan. Tak salah jika kini banyak pengusaha kuliner yang berlomba-lomba menyajikan menu sambal dengan beragam varian dan level kepedasan.

Namun taukah kamu? Pada zaman kolonial sambal tak hanya digunaan sebagai pelengkap makanan. Sejarawan Kuliner Fadly Rahman mengatakan, sambal juga digunakan sebagai alat hukuman hingga senjata perang.

Menurut Fadly, pada masa kolonial itu di perkebunan-perkebunan para kuli atau para budak yang dipekerjakan orang Eropa jika mereka kabur atau jika mereka melakukan tiundakan-tindakan yang melanggar aturan, maka mereka dihukum dengan menggunakan sambal.

“Hukumannya baik laki-laki maupun perempuan itu diikat di tiang, kemudian kemaluannya dioleskan sambal. Hukumannya ditu dilakukan di depan umum. Jadi sangat memalukan,” ujar Fadly saat dihubungi KompasTravel.

Baca juga: Bukan Cabai, Sambal Pertama di Nusantara Terbuat dari Jahe

Menurut Fadly hukuman semacam itu berlangsung lama. Maka tak heran jika kenangan buruk mengenai sambal masih tertanam di memori sebagian masyarakat Indonesia hingga kini.

“Dan sampai sekarang di beberapa wilayah khususnya di Jawa Barat orang tua dulu itu kalau anaknya nakal itu sering kali mengancam anak-anaknya dengan mengoleskan sambal ke mulut. Karena itu merupakan hukuman. Itu mungkin bentuk warisan mental pada masa kolonial bahwa masyarakat pribumi itu sangat tergila-gila dengan sambal,” kata Fadly.

Tak hanya sebagai alat untuk menghukum, pada masa itu sambal juga digunakan sebagai alat perang masyarakat pribumi melawan musuh.

Baca juga: 5 Fakta Seputar Cabai yang Perlu Kamu Tahu

Cabai ditumbuk layaknya sambal kemudian dilontarkan ke arah musuh dengan bantuan ketapel atau alat lontar lainnya.

“Kalau dalam jumlah yang banyak, lumayan juga kan untuk melawan musuh. Teknik semacam ini masih digunakan hingga sekarang. Misal gas air mata saat membubarkan massa. Itu modifikasi dari cara ini,” tutur Fadly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com