Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Moda Transportasi "Jadul" di Jakarta dari Masa ke Masa

Kompas.com - 23/06/2019, 08:07 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Seiring perkembangannya kendaraan seperti bemo dan helicak, cenderung surut. Pemicunya, antara lain, karena ongkos pemeliharaan yang mahal sehingga berdampak terhadap target setoran yang tinggi.

Bemo juga dianggap tidak menggantikan becak yang multifungsi. Bemo surut karena tidak efisien untuk jarak dekat dan tidak bisa masuk ke gang-gang sempit. Sedangkan Helicak dan mebea pun akhirnya punah.

Sedangkan mobet, masih bisa ditemui hingga hari ini seperti yang ada di daerah Senen dan Kemayoran

3. Bajaj

Bajaj generasi pertama yang beroperasi di Jakarta memiliki mesin 150 cc dan merupakan produksi India. 

Surat Keputusan Gubernur DKI pada Juni 1975 memasukkan bajaj sebagai anggota angkutan umum Jenis IV selain minicar, helicak, dan mebea.

Jenis IV merupakan angkutan lingkungan atau melayani wilayah permukiman. Keberadaannya melengkapi angkutan jenis I-III, yakni kereta api, bus kota, dan taksi. Berdasarkan surat keputusan itu, keberadaan minicar, helicak, dan mebea dinilai belum mampu menggantikan becak. 

Pada perkembangannya,ketimbang kendaraan jenis IV lain, bajaj bertahan karena unggul dari sisi ekonomi. 

4. Tuk-tuk dan Toyoko

Ada beberapa kendaraan yang juga diperkenalkan ke Jakarta sebagai "penantang" bajaj. Diantaranya seperti tuk-tuk dan toyoko pada Mei dan Oktober 1990.

Secara fisik, bentuk tuk-tuk dan toyoko mirip bajaj. Namun tuk-tuk bermesin Daihatsu 350-500 cc dan merupakan alat transportasi produksi dari Thailand. Sedangkan Toyoko merupakan alat tranportasi produksi Jepang bermesin 100 dan 165 cc.

5. Kancil

Pada tahun 2004, pemerintah mengenalkan kancil yang digadang bakal menggantikan bajaj. Pada tahap awal, Pemprov DKI mengizinkan operasi 250 unit kendaraan yang juga dikenalkan sebagai kendaraan angkut niaga cilik irit dan lincah.

Namun para pengusaha dan pengemudi bajaj menolak kancil. Ketua Paguyuban Bajaj Jakarta, ketika itu, Tarjono mengatakan, para pengusaha dan pengemudi bajaj menolak kancil karena secara ekonomis tidak terjangkau.

"Harga kancil terlalu mahal, satu unit Rp 42 juta, sedangkan bajaj sekitar Rp 14 juta hingga Rp 16 juta per unit," ujarnya. (Kompas, 24 Juni 2004)

6. Trem

Trem pertama kali hadir pada 1869 dioperasikan dengan tenaga kuda. Barulah pada 1881 trem uap dibawah naungan Stoomiram Mij (maskapai trem uap) dioperasikan dengan rute Glodog, Harmoni, Pasar Baru, Senen, Kramat. Pada 1897 Electrische Tram Mij (maskapai trem listrik) mulai beroperasi.

Pada 1930 perusahaan trem uap dan trem listrik bergabung, dan perlahan trem uap mulai tergantikan trem listrik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com