Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kemenpar Gelar Pelatihan Khusus Pemandu Selam di Manado

Kompas.com - 17/07/2019, 09:26 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan Politeknik Negeri Manado menggelar pelatihan khusus untuk pemandu wisata selam. Program bertajuk Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat Bagi Pemandu Wisata Selam ini berlangsung 10-13 Juli 2019.

Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Ratna Suranti mengatakan pelatihan yang digelar di Kampus Politeknik Negeri Manado ini mutlak dilakukan. Materi yang diberikan berupa Pelatihan Selam Rescue Diver Standar PADI.

"Ini program Kemenpar untuk meningkatkan sumber daya manusia lokal, secara khusus pelaku usaha wisata. Maka mutlak, karena dengan pelatihan inilah pemandu wisata dapat memiliki kompetensi dan skil yang handal dalam rescue diver dan P3K. Pelatihan ini," kata Ratna, Selasa (16/9/2019).

Ratna menuturkan, pelatihan bagi para pemandu selam ini juga bertujuan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam kepariwisataan, selain juga untuk meningkatkan kemampuan  pemandu sehingga bisa melayani wisatawan dengan baik.

"Kami berharap masyarakat lokal pemandu selam bisa mengikuti pelatihan dengan baik sampai selesai. Ilmu yang mereka dapatkan bisa bermanfaat dalam bekerja," tambah Ratna.

Program pelatihan ini diikuti oleh sekitar 25 orang. Mereka terdiri dari utusan dive resort, mahasiswa, Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO), Ikatan Sarjana Kelautan Unsrat (ISKU), serta organisasi selam lainnya.

Hadir pada pelaksanaan program tersebut Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kerja sama Politeknik Negeri Manado, Mary Soesilo.

Di tempat yang sama, Penasehat Kehormatan Menteri Pariwisata/Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar, Indroyono Soesilo, mengatakan bahwa sumber daya manusia lokal harus terus ditingkatkan. Pemandu lokal dinilai sebagai ujung tombak pelayanan bagi wisatawan.

Selain itu, dengan SDM yang handal, masyarakat dapat mengelola sumber alam Manado yang luar biasa agar tetap berkelanjutan.

"Imbasnya tentu memberikan manfaat ekonomi untuk peningkatan taraf hidup. Kami berharap setelah mengikuti pelatihan ini mereka dapat mengaplikasikan ilmunya untuk membuat nyaman wisatawan," ujarnya.

Pelatihan tersebut, lanjut Indroyono, juga didasari wisatawan mancanegara yang datang ke Manado.

"Wisman terbesar yang datang ke Manado berasal dari China dan dan sebagian besar senang snorkeling dan menyelam di Taman Nasional Bunaken," paparnya.

Menurut dia, Manado adalah destinasi selam unggulan dunia. Pada peringatan HUT RI ke 64 di Manado, tepatnya 17 Agustus 2009, sebuah rekor versi Guinness World Record terpecahkan di sana, yaitu penyelam terbanyak di Dunia, yakni sebanyak 2486 penyelam.

“Rencananya, pemecahan World Record menyelam akan dilakukan lagi, tepatnya pada 3 Agustus 2019. Dengan target jumlah penyelam mencapai 3000 orang," papar Indroyono.

Terkait itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya, juga ikut angkat suara. Menurut Menpar, Sulawesi Utara sebagai The Rising Destination Of The Year 2019 memang harus diperkuat dengan berbagai program yang optimal dan dapat dipastikan pariwisata Sulawesi Utara akan semakin bersinar dengan dukungan SDM yang mumpuni.

"Apalagi wisata bahari yang merupakan kekuatan pariwisata Sulawesi Utara itu jadi target utama untuk terus ditingkatkan. Pelatihan ini akan menjadi tambahan suplemen bagi pemandu wisata selam di Sulawesi Utara, khususnya di Manado," ujar mantan Dirut Telkom itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com