YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta, biasanya identik membeli makanan khas seperti bakpia, gudeg, hingga makanan ekstrem belalang goreng.
Tetapi di sudut selatan Kota Yogyakarta, tepatnya di Kotagede ada makanan yang legendaris yakni kipo yang patut kamu coba saat berkunjung ke sana.
Kue berbentuk lonjong agak pipih dan lembut. Berwana hijau di dalamnya terdapat campuran gula jawa dan parutan kelapa.
Baca juga: Tempat Kuliner Baru di Nglanggeran Yogyakarta, Ada Belalang Goreng
Rasanya manis lembut sedikit kenyal, jika dirasakan ada bau khas panggangan. Kue ini dari literatur yang ada sudah lama diperjualbelikan di sekitar Pasar Kotagede.
"Dulu ibu saya (Paijem Djito Suhardjo) membuat kipo sejak tahun 1946-an dan tertua di Kotagede, lalu saya melanjutkan sekitar tahun 1990," kata pembuat kipo 'Bu Djito' Isti Rahayu kepada Kompas.com, Kamis (25/7/2019).
Saat ini dirinya berjualan di rumah sederhana Jalan Mondorakan Nomor 27 Kotagede.
Menurut dia, membuat kipo harus berasal dari bahan alami, adapun diantaranya untuk membuat kulitnya adonan beras ketan yang diberi warna hijau dengan pewarna alami daun suji.
Untuk isian yakni 'Enten-enten' atau parutan kelapa muda yang dicampur dengan gula jawa yang dicairkan.
Baca juga: Menyicip Kuliner Ala “Bule” di Satu Sudut Pasar Gede
Setelah dibentuk, adonan ini dipanggang dalam wajan yang telah diberi alas daun pisang. Sehingga memberikan aroma yang khas sulit ditemui makanan lain.
Nama kipo timbul karena pada saat itu orang bertanya jajanan ini apa dalam bahasa jawa, "Iki opo?" Jadi disebut kipo.
Menurut dia, kipo ini jenis makanan basah sehingga tidak bisa tahan lama. Durasi untuk bertahan hanya sekitar 24 jam saja.
Jadi untuk oleh-oleh dibawa ke luar kota yang membutuhkan waktu perjalanan lebih dari sehari tidak bisa.
"Untuk hari biasa kami bisa menjual 400 an bungkus, untuk libur ya tergantung pesanan bisa sampai 700 an bungkus," ucapnya.
Salah seorang warga Yogyakarta, Maria Amelia mengakui kipo yang dijual di Kotagede berbeda dengan kipo dijual di toko roti.
Rasa khas panggangan masih bisa dirasakan saat menyantap makanan sekali suap ini.
"Rasanya gurih, manis dan aroma panggangan itu tidak dimiliki kipo yang dijual di toko lainnya," ucapnya.
Dari segi harga, menurut dia, kipo tergolong murah dan cocok untuk camilan ditemani teh atau kopi.
"Makanan ini hampir tidak ada di daerah lain, jadi seharusnya tetap dipertahankan," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.