Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Halte Ke Halte, Rekomendasi Kuliner sampai Tempat Rekreasi di Ibu Kota

Kompas.com - 14/08/2019, 16:52 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

“Akhirnya, para HalTeman pun berinisiatif membuat grup chat. Saat ini DHKH memiliki dua grup chat, satu di Whatsapp dan satu lagi di Telegram,” tambah Bowo.

Baca juga: Transjakarta Buka Rute Baru Melintasi Kota Tua hingga Museum Bahari

Di grup tersebut, lanjut dia, HalTeman saling berbagi informasi dan rekomendasi tentang berbagai tempat makan enak dengan harga terjangkau.

“Serta lokasinya relatif mudah didatangi dengan transportasi umum dan berjalan kaki,” tuturnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

(2/2) Tak terbayangkan sebelumnya asinan dicampur semur, tapi itulah yang membuat bubur ase (asinan semur), sarapan khas Betawi ini begitu unik dan enak. Masih dalam semangat riset makanan tradisional khas Betawi menyambut HUT Jakarta ke-492, HalteMin pun mendatangi warung bubur ase lain, yaitu warung bubur ase Cik Lis. . "Kite mah bukan orang sini, tapi dari Banten. Namenye aje Lilis, kite nikah sama orang sini,” Cik Lis bercerita dengan penuh semangat sambil meracik bubur ase (Rp10 ribu) pesanan HalteMin. Bahannya kurang lebih sama seperti Bang Lopi. Cik Lis juga menuangkan kuah semur dengan sepotong tahu ke dalam semangkok bubur, lalu ditaburi kacang kedelai goreng, asinan toge dan daun lobak, serta tak lupa menyediakan semangkok kerupuk merah. “Kite udah dagang dua puluh tahun, dari umur 35, nerusin usahe nenek mertua kite. Kalo kite udah kagak ade, kagak tahu deh siape nyang nerusin. Mantu, anak-anaknye masih kecil,” lanjut nenek lima cucu ini. Kuah semur Cik Lis tidak terlalu kental, dan dia memberikan kuah asinan cukup banyak sehingga benturan rasa asam dan manisnya sangat kuat. Boleh dibilang, rasa bubur ase Cik Lis ramainya bak Ancol di malam tahun baru. Berbeda dengan Bang Lopi, lauk pendamping bubur di warung Cik Lis bukanlah kentang atau telur, melainkan sate kikil sapi dan kambing. “Wah, saye jarang nemu sate kikil kambing,” HalteMin girang. . "Iye, ini nyang bikin bubur ase Cik Lis beda. Pan nyang lain ade nyang pake ikan asin segale, tapi buat Cik Lis enakan pake sate kikil.” Sepertinya, para penjaja bubur ase ini memang memberikan ciri tersendiri untuk bubur buatannya dengan menyediakan lauk pendamping yang berbeda-beda. Cara mendatangi warung ini memang agak susah-susah gampang karena masuk ke dalam gang, yaitu Gang Masjid At-Taqwa. Jalan masuknya terletak antara Rumah Makan Rasa Minang dan Warteg Melati, tepat di seberang dan bus stop Kantor Pusat Pajak Pratama yang dilewati TransJakarta 5F, DA2, dan JP03. Dari Stasiun Karet bisa dicapai dengan berjalan kaki sejauh 500 m. . "Kalo mau ke mari lagi, jangan lewat jam sembilan, ye. Kite udeh rapi. Orang Betawi makan bubur buat sarapan,” tegas nenek yang cekatan dan ceriwis ini. Ngarti, Cik.

A post shared by Dari Halte Ke Halte (@darihalte_kehalte) on Jun 19, 2019 at 6:51pm PDT

Beranjak dari Instagram dan Twitter, rencananya warga Jakarta dan wisatawan juga bisa mengakses Dari Halte Ke Halte lewat Youtube.

“Saat ini kami baru sanggup menangani dua platform, Instagram dan Twitter, tapi kami berencana untuk mengembangkannya ke Youtube. Pembuatan buku sedang dalam proses penjajakan. Selain itu, kami sedang mengembangkan sebuah situs web dwibahasa, Indonesia dan Inggris,” tutur Bowo.

Kabar baiknya, DHKH juga sedang menggodok konsep “ngider bareng” bersama para HalTeman untuk memfasilitasi Kamu yang ingin jalan-jalan bersama.

Menggerakkan perekonomian

Masifnya informasi seputar aktivitas wisata di ibu kota, terutama kuliner, dirasakan pihak Dari Halte Ke Halte berdampak cukup positif. Ada tempat makan yang relatif baru, namun merasakan lonjakan pengunjung yang signifikan sejak dipromosikan oleh akun tersebut.

“Ada yang menyampaikan langsung kepada HalteMin, ada juga yang menyampaikannya kepada para HaiTeman yang berkunjung kemudian menceritakan kembali di media sosial mereka,” tuturnya.

Salah satu yang paling baru, kisah Bowo, adalah Dimsum Arsyif yang terletak di Jalan Blora. Bapak penjual dimsum bercerita biasanya dagangan miliknya baru habis selepas maghrib.

“Pagi ini (14/8), sudah kehabisan stok dan sedang menunggu pasokan baru setelah dipromosikan DHKH,” katanya.

Contoh lainnya adalah Nasi Bebek Cak Malik di Jalan Wahid Hasyim, dan Pecel Madiun Boma di Jalan Fatmawati. Keduanya, tutur Bowo, juga dilaporkan mengalami lonjakan pengunjung sejak dipromosikan.

“Sampai sekarang kami tidak percaya bahwa efeknya bisa sebesar ini. Di sisi lain, kami senang karena tujuan membantu memajukan UMKM bisa tercapai. Harapannya adalah semoga usaha mereka bisa semakin berkembang lebih pesat dan ikut memajukan perekonomian rakyat,” ujar Bowo.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Minggu lalu akhirnya kesampaian juga mencoba dimsum gerobakan bernama Dimsum Arsyif rekomendasi HalTeman @putrizizahs yang lokasinya tepat di depan Stumpy Coffee. Nama Arsyif diambil dari akronim nama dua anak Pak Aan, pembuatnya, yang bernama Arhan dan Syifa. Tapi Pak Aan hanya bertugas membuat dimsum, sementara yang berjualan di Jalan Blora ini—sekitar 100 m dari Stasiun KRL Sudirman—adalah dua orang bersahabat, yaitu Pak Jarno dan Pak Toto. Bingung dengan semua nama ini? Nggak usah dipikirin karena yang penting dimsum bikinan Pak Aan—yang kabarnya pernah bekerja di Hotel Shangri-La—dan dijual oleh Pak Jarno dan Pak Toto ini rasanya enak. Nggak kalah dengan dimsum di restoran yang harganya lebih mahal daripada yang dijual di sini. Kalau lihat daftar menunya, ada sembilan jenis dimsum yang bisa dicoba. Tapi sepertinya yang selalu tersedia hanya empat, yaitu ayam, udang, jamur, dan cumi. Harganya Rp11 ribu per porsi yang berisi empat potong dimsum gurih nikmat yang disajikan dengan campuran sambal dan kecap yang rasanya pedas, manis, dan asin. Setiap hari, kecuali Sabtu, kedua bapak ini berjualan sejak pukul 5.30 pagi sampai sehabisnya stok dimsum yang mereka bawa atau sekitar pukul 5 sore. Sedangkan setiap hari Minggu mereka berjualan di seberang Halte TJ Tosari sesuai jam Hari Bebas Kendaraan Bermotor alias CFD. Tapi hari ini, ketika HalteMin datang pukul 11, Pak Jarno bilang kalau stok dimsum yang dibawa dari pagi sudah habis dan mereka sedang menunggu pasokan yang baru datang sekitar jam 1 siang. Baiklah, HalteMin bersabar menunggu sambil sekalian makan siang. Benar saja, ketika kembali stok dimsumnya sudah ada. Tapi tidak bertahan lama karena kabarnya jam 2-an pun sudah ludes semua. Oh ya, HalTeman yang rumah atau kantornya di sekitar Cawang, Dimsum Arsyif juga punya gerobak yang berjualan di depan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dan dijaga oleh putra Pak Jarno @abdillahnur11. Tapi jangan datang pagi-pagi ya, karena mereka baru buka jam 5 sore sampai sekitar jam 10 malam. Dan kalau HalTeman ingin memesan dalam jumlah banyak, bisa hubungi 087889298323 atau 085779991767. Selamat mencoba.

A post shared by Dari Halte Ke Halte (@darihalte_kehalte) on Aug 12, 2019 at 3:10am PDT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com