CIANJUR, KOMPAS.com - Terlihat seperti rumah biasa, tetapi Bumi Ageung adalah salah satu cagar budaya dan bangunan yang bersejarah di Kota Cianjur.
Bumi Ageung yang terletak dihimpit oleh pertokoan ini menjadi salah satu saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia di Cianjur untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaannya.
Baca juga: Sado, Delman Khas Cianjur
Kompas.commengunjungi Bumi Ageung dalam acara 'Perempuan Penggiat Ekonomi' Permata Bank, Rabu, 9 Oktober 2019.
Bumi Ageung artinya "rumah besar" yang berada di daerah Cikidang , Cianjur. Rumah milik Bupati Cianjur ke 10, yang menjabat pada periode 1862-1910 (48 tahun).
Pada masa lalu, rumah ini berperan penting dalam kemerdekaan. Bumi Ageung digunakan sebagai tempat perumusan pembentukan tentara PETA yang dipimpin oleh Gatot Mangkoepradja di tahun 1943 samapi 1945.
"Gatot Mangku Pradja, pendiri tentara Peta, pernah melakukan pertemuan di dalam rumah ini, pertemuan tersebut sebagai ajang mengatur strategi tentara PETA," jelas Rachmat Fajar pewaris Bumi Ageung sekaligus keturunan dari Raden Adipati Aria Prawiradiredja II pendiri Bumi Ageung, saat ditemui di Bumi Ageung, Cianjur Jawa Barat, Rabu, (09/10/2019).
Baca juga: Melihat Proses Pembuatan Tauco Tertua di Cianjur
Tokoh seperti Gatot Mangkoepradja pendiri PETA, Pasukan Sukarela Pembela Tanah Air sempat melakukan rapat perencanaan untuk menyusun strategi dalam meraih kemerdekaan Indonesia di rumah berwarna hijau ini.
"Jadi waktu tahun 1946 sampai 1948 terjadi pengungsian besar-besaran keluarga besar kami dari Bumi Agung ini ke Kuningan, dan ke Cianjur Selatan karena target sasaran bom rumah ini, karena sering menjadi tempat perundingan," papar Fajar.
Datangnya pasukan Jepang untuk mengambil alih, menimbulkan beberapa banyak barang yang rusak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.