Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2019, 14:00 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


CIANJUR, KOMPAS.com - Terlihat seperti rumah biasa, tetapi Bumi Ageung adalah salah satu cagar budaya dan bangunan yang bersejarah di Kota Cianjur.

Bumi Ageung yang terletak dihimpit oleh pertokoan ini menjadi salah satu saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia di Cianjur untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaannya.

Baca juga: Sado, Delman Khas Cianjur

Kompas.commengunjungi Bumi Ageung dalam acara 'Perempuan Penggiat Ekonomi' Permata Bank, Rabu, 9 Oktober 2019.

Bumi Ageung artinya "rumah besar" yang berada di daerah Cikidang , Cianjur. Rumah milik Bupati Cianjur ke 10, yang menjabat pada periode 1862-1910 (48 tahun).

Raden Adipati Aria Prawiradiredja II, Bupati ke 10 Cianjur yang mendirikan Bumi Ageung sebagai tempat peistirahatan.Kompas.com / gabriella wijaya Raden Adipati Aria Prawiradiredja II, Bupati ke 10 Cianjur yang mendirikan Bumi Ageung sebagai tempat peistirahatan.
Rumah bernuansa vintage itu dibangun pada tahun 1886 sebagai rumah peristirahatannya. Pada tahun 1910 Bumi Ageung diwariskan kepada putrinya, yakni Raden Ayu Tjitjih Wiarsih.

Pada masa lalu, rumah ini berperan penting dalam kemerdekaan. Bumi Ageung digunakan sebagai tempat perumusan pembentukan tentara PETA yang dipimpin oleh Gatot Mangkoepradja di tahun 1943 samapi 1945.

"Gatot Mangku Pradja, pendiri tentara Peta, pernah melakukan pertemuan di dalam rumah ini, pertemuan tersebut sebagai ajang mengatur strategi tentara PETA," jelas Rachmat Fajar pewaris Bumi Ageung sekaligus keturunan dari Raden Adipati Aria Prawiradiredja II pendiri Bumi Ageung, saat ditemui di Bumi Ageung, Cianjur Jawa Barat, Rabu, (09/10/2019).

Baca juga: Melihat Proses Pembuatan Tauco Tertua di Cianjur

Tokoh seperti Gatot Mangkoepradja pendiri PETA, Pasukan Sukarela Pembela Tanah Air sempat melakukan rapat perencanaan untuk menyusun strategi dalam meraih kemerdekaan Indonesia di rumah berwarna hijau ini.

Fajar keturunan dari Raden Adipati Aria Prawiradiredja II menjelaskan prabotan makan yang berada di Bumi Ageung.Kompas.com/ gabriella wijaya Fajar keturunan dari Raden Adipati Aria Prawiradiredja II menjelaskan prabotan makan yang berada di Bumi Ageung.

Rumah ini juga pernah diambil alih oleh Jepang karena dinilai sebagai ancaman bagi pergerakan mereka. Hal itu membuktikan bahwa rumah yang terletah di pusat kota Cianjur ini memiliki peranan penting bagi pemerintahan Indonesia pada zaman perjuangan.

"Jadi waktu tahun 1946 sampai 1948 terjadi pengungsian besar-besaran keluarga besar kami dari Bumi Agung ini ke Kuningan, dan ke Cianjur Selatan karena target sasaran bom rumah ini, karena sering menjadi tempat perundingan," papar Fajar.

Datangnya pasukan Jepang untuk mengambil alih, menimbulkan beberapa banyak barang yang rusak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com