JAKARTA, KOMPAS.com – Makanan tradisional Betawi selain kerak telor adalah dodol. Dodol Betawi dikenal unik karena cara pembuatannya yang tidak banyak menggunakan bahan baku.
Dodol umumnya dibuat sebagai panganan khas untuk pesta, menyambut lebaran baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Selain itu, dodol juga dapat ditemukan di bazar-bazar dan pesta rakyat Betawi seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ). Kompas.com menemui pedagang dodol Betawi di Gelar Seni Budaya Kampung Silat Rawa Belong yang diadakan Sabtu (12/10/2019).
Baca juga: Dodol, Si Lengket yang Merekatkan Orang Betawi
Adalah Dodol Satibi, sebuah stan dodol Betawi yang berasal dari Cilodong, Depok, Jawa Barat. Meski bukan di Jakarta, nyatanya dodol Betawi dibuat hingga Depok. Bahkan dodol Satibi ini juga sudah terkenal se-Jabodetabek sebagai dodol khas Betawi.
Menurut penjaga tenant, Alvin ada tiga bahan baku dalam proses membuat dodol, yaitu kelapa santan, gula merah, dan ketan.
“Ketannya bisa apa aja, mau ketan hitam atau putih sama aja,” kata Alvin yang menjaga stan sekaligus memasak dodol sejak pagi di Gelar Seni Budaya Kampung Silat Rawa Belong, Jakarta, Sabtu (12/10/2019).
Lanjut Alvin, proses pembuatan dodol memerlukan waktu 8-10 jam tergantung kondisi api. Ini berpengaruh pada kualitas dodol yang didapat, karena jika api terlalu besar dodol nanti akan gosong.
“Abis ini disaring campuran santan sama gula merah, aduk lagi campur sama ketan,” terang Alvin.
Lalu, kata Alvin, adonan diaduk kembali hingga kurang lebih 8 jam dengan api yang kecil. Ada teknik tersendiri dalam mengaduk adonan, yaitu harus rata dan usahakan kayu pengaduk menyentuh dasar. Hal ini dilakukan agar adonan tidak gosong dan berkerak.
Baca juga: Silaturahim Lebaran ala Dodol Betawi
Usai tahap tersebut, dodol akan mengental dan legit setelah didinginkan.
“Nah, kalo udah dingin, tinggal dimasukin aja ke cetakan,” ujar Alvin.
Dodol Satibi ini dijual mulai dari harga Rp 15.000 ukuran standar hingga Rp 90.000 untuk ukuran 1,25 kilogram. Tertarik mencicipinya atau ingin membuat sendiri?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.