Untuk penjualan luar negeri tidak dikenakan biaya tambahan. Pasalnya, ongkos kirim ditanggung pembeli.
“Jadi mereka datang ke rumah saya beli di sini pun harganya tetap sama dengan yang saya kirim. Maka, mereka banyak minta dikirim saja. Karena tidak ada biaya tambahan,” katanya.
Serune Kale
Bukan hanya rapai, Junaidi juga memproduksi alat musik tiup serune kale. Bahan baku yang digunakan pohong nangka. Alat ini mirip seruling dan digemari masyarakat India.
Dia berharap, produksi alat musik itu bisa dilirik pemerintah sebagai upaya pelestarian. Untuk itu, dia menyarankan pemerintah melatih regenerasi pengrajin alat musik.
“Saya siap ajari cara produksinya. Pemerintah juga bisa beli alat dari saya. Ini sekaligus melestarikan dan melakukan regenerasi," katanya.
"Saya senang akhir-akhir ini, luar negeri semakin masif menampilkan seni tradisi Aceh, mereka sebagian orang bule yang suka budaya kita,” lanjut Junaidi.
Dia semakin senang ketika banyak wisatawan mengetahui rumahnya. Menanyakan pembuatan rapai. Sebagian membeli.
“Media membesarkan usaha ini,” pungkasnya.
Sore semakin pekat, langit Lhokseumawe mulai mendung. Junaidi lalu menerima seorang pemuda menanyakan tentang rapai.
Dia menjelaskan detail dan rinci. Sesekali tertawa penuh suka cita. Seperti sukanya akan seni tradisi yang menjajal luar negeri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.