Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, di Gereja Tugu Jakarta Ibadah Natal Diiringi Keroncong

Kompas.com - 24/12/2019, 13:09 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Alunan musik keroncong terdengar hingga area luar Gereja Tugu. Para pengurus gereja sibuk menata taplak meja di depan Gereja. Laki-laki berbondong-bondong memasang tenda di depan teras Gereja Tugu.

Baca juga: Berkunjung ke Gereja Berusia 271 Tahun di Jakarta Utara, Gereja Tugu

Ketika masuk bagian dalam Gereja tua ini ornamen-ornamen Natal disusun rapi berbaur dengan interior khas Belanda.

Gereja yang didominasi dengan warna merah ini tampak semarak dengan adanya hiasan Natal seperti pohon natal, hiasan lonceng dan lain-lain.

Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) atau yang sering disebut Gereja Tugu ini merupakan peninggalan Portugis yang masih tersisa di Kampung Tugu, Semper, Jakarta Utara. Kata Tugu sendiri beradal dari Portugis.

"Selain itu juga dulu pernah ditemukan prasasti tugu di sini," jelas Ira, pemandu wisata dalam rangkaian tur Wisata Bhineka Spesial Natal, Jelajah Gereja Kuno, Sabtu, (21/12/2019).

Dulunya Kampung ini adalah kawasan untuk menampung masyarakat Portugis yang diasingkan oleh Belanda dari Batavia. Mereka adalah tawanan yang dibawa dari Malaka ke Batavia setelah daerah itu ditaklukan oleh Belanda.

Di Kampung Tugu mereka diberi kebebasan oleh Belanda dengan syarat berpindah agama dari Katolik ke Kristen Protestan.

Pada tahun 1600-an mereka akhirnya menetap dan menikah dengan warga sekitar. Percampuran budaya dari Portugis dan Betawi menimbulkan budaya baru.

Alat Musik Kroncong Gereja TuguKompas.com / Gabriella Wijaya Alat Musik Kroncong Gereja Tugu

Orang Portugis yang gemar bernyanyi dan berpesta tetap mempertahankan budayanya itu. Konon Kampung Tugu dikelilingi dengan hutan yang lebat.

Mereka memutar otak dan menciptakan alat musik dari kayu hutan yang hasil bunyinya "crong...crong...crong".

Musik itu yang kini dikenal dengan musik keroncong, dengan tambahan musik ala Portugis maka munculah kroncong tugu.

Baca juga: Tari Noni Tugu, Tarian Khas Kampung Tugu Jakarta Utara dari Malaka

 

Hingga saat ini musik keroncong masing mengisi acara-acara besar seperti Natal di Kampung Tugu. Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulele, serta selo.

"Di Gereja kita kadang hanya pakai orgen, namun di acara besar seperti sekarang (Natal) kita pakai keroncong," jelas salah satu pengurus Gereja Tuju.

Ia juga menjelaskan, selain merayakan Natal dengan musik keroncong mereka akan berpesta makanan.

Makanan khas dari Kampung Tugu adalah gado-gado tugu. Gado-gado tugu berbeda dengan gado-gado betawi. Ada bumbu tambahan berupa santan, kemiri, dan kencur pada gado-gado tugu.

Suasana Persiapan Natal di Gereja TuguKompas.com / Gabriella Wijaya Suasana Persiapan Natal di Gereja Tugu

Kembali ke Gereja Tugu, inilah gereja kebanggaan warga Kampung Tugu yang dibangun pada 1747 dan diresmikan pada 1748. 

Gereja ini merupakan pemberian tuan tanah Belanda, Justinus van der Vinch. Ia juga terkenal sebagai tuan tanah di Cilincing pada zaman kolonial Belanda. Sampai saat ini Gereja Tugu masih terawat degan baik.

Warga Kampung Tugu sendiri sampai saat ini masih banyak yang meganut agama Kristen Protestan.

Mereka juga memiliki nama marga diambil dari tokoh-tokoh yang berasal dari Alkitab. Seperti Michiels, Cornelis, Abraham, Andries, Quiko, dan Browne.

Sebenarnya terdapat delapan marga yang ada sejak awal di Kampung Tugu, namun dua diantaranya sudah punah.

Masyarakat Kampung Tugu hidup membaur dengan warga lokal selama lebih dari 300 tahun. Maka dari itu, kampung ini juga dijuluki sebagai kampung toleransi karena terdiri dari beragam suku, seperti Ambon, Betawi, Sunda, Jawa, Batak, dan masih banyak lagi.

Baca juga: 4 Resep Makanan Natal Khas Indonesia, Coba Yuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com