Peletakan batu pertama pada 19 Oktober 1693 dan selesai dibangun 23 Oktober 1695. Pada zaman itu dikenal dengan nama Portugese Buitenkerk yang artinya “Gereja Portugis di Luar”.
Dulunya, di luar tembok itu para tawanan VOC yang merupakan orang-orang Portugis merasa membutuhkan gereja untuk tempat beribadah.
Pieter Van Hoorn, anak dari Gubenur Jenderal Hindia Belanda saat itu memutuskan untuk membangun Gereja tersebut.
Ketika memasuki gereja, pengunjung seakan dibawa ke masa lampau. Sebelah kiri gereja terdapat organ tua dan sebelah kanan terdapat mimbar megah.
Interior gereja masih mempertahankan keasliannya, temasuk bangku dari ebony (kayu hitam), kursi majelis, cawan, kursi panjang.
Kemudian chandelier dari tembaga kuning yang dilengkapi pemantul cahaya berbentuk perisai dihiasi lambang Batavia.
Mimbar gereja bergaya Barok karya H. Bruiyn juga termasuk perabotan asli Gereja. Kanopi yang menaungi mimbar ditopang dua tiang ulir dengan gaya ikonik, serta tiga tonggak perunggu dari mimbar.
Selain mimbar dan kubah, orgel juga menjadi daya tarik Gereja Sion. Diletakkan di balkon seberang altar, orgel pemberian putri Pendeta Maurits Mohr pada tahun 1800-an itu masih terpelihara dengan baik.
Tepat di bawah balkon orgel terdapat tiga deret bangku gubernur jenderal dari pertengahan abad ke-17. Bangku itu berasal dari Gereja Salib.
Bangku tersebut digunakan para elit politik Hindia Belanda saat beribadah di Gereja Salib.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.