KOMPAS.com - Alasan orang China menyantap trenggiling masuk dalam jajaran berita terpopuler Travel Kompas.com pada akhir pekan kemarin.
Trenggiling diduga sebagai penyebar virus corona yang bersumber dari area Wuhan, Hubei, China.
Selain soal trenggiling, berita populer lain yang juga diminati pembaca adalah kolam renang hotel paling sering difoto di dunia hingga cara membuat longtong Cap Go Meh.
Berikut lima berita terpopuler Travel Kompas.com pada Minggu 9 Februari 2020.
1. Trenggiling Diduga Penyebar Virus Corona, Mengapa Orang China Makan Trenggiling?
Selama beberapa minggu belakangan, ular dan kelelawar dianggap sebagai penyebar wabah virus corona di Wuhan, China ke manusia.
Namun, melalui investigasi lebih lanjut, peneliti dari China mengatakan bahwa ada kemungkinan trenggiling juga turut andil dalam penyebaran virus berbahaya tersebut.
Mengutip buku “Pangolins: Science, Society and Conservation” terbitan Academic Press, kepopuleran trenggiling juga sampai di Vietnam. Konsumsi trenggiling di China dan Vietnam didasari oleh motivasi, persepsi, dan kepercayaan akan sisiknya yang dapat menyembuhkan penyakit meningkatkan kebugaran.
Mengonsumsi dagingnya juga menunjukkan adanya peningkatan status dari orang yang memakannya.
Entah itu memakan daging trenggiling dalam konteks politik atau sosial. Memakan daging trenggiling dianggap dapat memvalidasi status mereka.
2. Kolam Renang Hotel Paling Sering Difoto di Dunia, Salah Satunya Ada di Bali
Di Instagram sendiri, beberapa tagar seperti #poolsofinstagram, #poolsoftheworld, dan #poolside sering digunakan untuk memperluas unggahan foto kolam renang ke seluruh pengguna Instagram.
Dikutip dari Dailymail, beberapa kolam renang yang sering dijadikan sebagai obyek foto, seperti Kayon Jungle Resort, Bali; Bambuda Lodge, Panama; Milepini Hotel Terme, Italia.
3. Arak, Tuak, dan Brem di Bali Kini Legal, Ini Aturannya...
Sebab, berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/Atau Destilasi Khas Bali yang dikeluarkan oleh Gubernur Bali I Wayan Koster melalui laman Facebook resmi Kamis (6/2/2020) lalu.
Menurut peraturan tersebut, minuman fermentasi dan/atau destilasi khas Bali merupakan salah satu sumber daya keragaman budaya Bali yang perlu dilindungi, dikembangkan, dan dimanfaatkan demi mendukung peningkatan ekonomi berbasis budaya sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
4. Sudah Ada Sejak 2 Abad Lalu, Ini Cara Membuat Lontong Cap Go Meh
Untuk merayakannya, biasanya beberapa masyarakat Tionghoa akan memasak lontong khas Cap Go Meh.
Mengutip buku “Hari-Hari Raya Tionghoa” yang ditulis oleh Marcus A.S terbitan Suara Harapan Bangsa, lontong Cap Go Meh sudah ada sejak lebih dari 250 tahun yang lalu.
Lontong Cap Go Meh ibarat ketupat saat perayaan Idul Fitri di Indonesia. Bagi sebagian besar orang Indonesia yang merayakan Cap Go Meh, perayaan Cap Go Meh terasa tak lengkap jika tidak ada lontong cap go meh.
5. Liburan ke Jepang, Ada Aturan Baru Ketentuan Bagasi Shinkansen
“Koper tidak boleh memiliki berat lebih dari 30 kilogram, dan berukuran lebih dari 250 sentimeter saat diukur panjang dan lebarnya. Kalau lebih dari ukuran itu tidak boleh dibawa. Mulai bulan Mei tahun ini harus registrasi,” kata Senior Director Japan National Tourism Organization (JNTO) Shogo Isobe saat ditemui Kompas.com di HSBC-ANA Travel Fair 2020 di mal Central Park, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Isobe mengatakan bahwa berdasarkan peraturan yang mulai dijalankan Mei 2020, seluruh koper berukuran lebih dari 160 sentimeter dengan ukuran maksimal 250 sentimeter, harus melakukan registrasi di loket beberapa stasiun yang mendukung Japan Rail Pass (JR Pass).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.