Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TRAVEL] Alasan Orang China Makan Trenggiling | Arak, Tuak dan Brem di Bali Kini Legal

Kompas.com - 10/02/2020, 06:25 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Alasan orang China menyantap trenggiling masuk dalam jajaran berita terpopuler Travel Kompas.com pada akhir pekan kemarin.

Trenggiling diduga sebagai penyebar virus corona yang bersumber dari area Wuhan, Hubei, China.

Selain soal trenggiling, berita populer lain yang juga diminati pembaca adalah kolam renang hotel paling sering difoto di dunia hingga cara membuat longtong Cap Go Meh.

Berikut lima berita terpopuler Travel Kompas.com pada Minggu 9 Februari 2020.

1. Trenggiling Diduga Penyebar Virus Corona, Mengapa Orang China Makan Trenggiling?

Selama beberapa minggu belakangan, ular dan kelelawar dianggap sebagai penyebar wabah virus corona di Wuhan, China ke manusia.

Namun, melalui investigasi lebih lanjut, peneliti dari China mengatakan bahwa ada kemungkinan trenggiling juga turut andil dalam penyebaran virus berbahaya tersebut.

Mengutip buku “Pangolins: Science, Society and Conservation” terbitan Academic Press, kepopuleran trenggiling juga sampai di Vietnam. Konsumsi trenggiling di China dan Vietnam didasari oleh motivasi, persepsi, dan kepercayaan akan sisiknya yang dapat menyembuhkan penyakit meningkatkan kebugaran.

Mengonsumsi dagingnya juga menunjukkan adanya peningkatan status dari orang yang memakannya.

Entah itu memakan daging trenggiling dalam konteks politik atau sosial. Memakan daging trenggiling dianggap dapat memvalidasi status mereka.

Baca selengkapnya di sini.

 

2. Kolam Renang Hotel Paling Sering Difoto di Dunia, Salah Satunya Ada di Bali

Kolam renang di The Kayon Jungle Resorthttps://thekayonjungleresort.com Kolam renang di The Kayon Jungle Resort
Kolam renang di hotel kerap dijadikan sebagai salah satu spot untuk berfoto. Terlebih jika area kolam renang tersebut memiliki pemandangan yang menarik. 

Di Instagram sendiri, beberapa tagar seperti #poolsofinstagram, #poolsoftheworld, dan #poolside sering digunakan untuk memperluas unggahan foto kolam renang ke seluruh pengguna Instagram.

Dikutip dari Dailymail, beberapa kolam renang yang sering dijadikan sebagai obyek foto, seperti Kayon Jungle Resort, Bali; Bambuda Lodge, Panama; Milepini Hotel Terme, Italia.

Baca selengkapnya di sini.

3. Arak, Tuak, dan Brem di Bali Kini Legal, Ini Aturannya...

Cara pembuatan arak Bali secara tradisional.SHUTTERSTOCK/PANDA HAVING FUN Cara pembuatan arak Bali secara tradisional.
Kini setiap kali kamu berkunjung ke Bali, kamu dapat meminta untuk dihidangkan arak Bali secara legal.

Sebab, berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/Atau Destilasi Khas Bali yang dikeluarkan oleh Gubernur Bali I Wayan Koster melalui laman Facebook resmi Kamis (6/2/2020) lalu.

Menurut peraturan tersebut, minuman fermentasi dan/atau destilasi khas Bali merupakan salah satu sumber daya keragaman budaya Bali yang perlu dilindungi, dikembangkan, dan dimanfaatkan demi mendukung peningkatan ekonomi berbasis budaya sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Baca selengkapnya di sini.

4. Sudah Ada Sejak 2 Abad Lalu, Ini Cara Membuat Lontong Cap Go Meh

ILUSTRASI - Lontong cap go mehShutterstock ILUSTRASI - Lontong cap go meh
Cap Go Meh atau hari kelima belas perayaan pergantian tahun berdasarkan kalender China merupakan hari penutupan perayaan Tahun Baru Imlek.

Untuk merayakannya, biasanya beberapa masyarakat Tionghoa akan memasak lontong khas Cap Go Meh.

Mengutip buku “Hari-Hari Raya Tionghoa” yang ditulis oleh Marcus A.S terbitan Suara Harapan Bangsa, lontong Cap Go Meh sudah ada sejak lebih dari 250 tahun yang lalu.

Lontong Cap Go Meh ibarat ketupat saat perayaan Idul Fitri di Indonesia. Bagi sebagian besar orang Indonesia yang merayakan Cap Go Meh, perayaan Cap Go Meh terasa tak lengkap jika tidak ada lontong cap go meh.

Baca selengkapnya di sini.

5. Liburan ke Jepang, Ada Aturan Baru Ketentuan Bagasi Shinkansen

ILUSTRASI - Shinkansen dengan latar Gunung FujiShutterstock ILUSTRASI - Shinkansen dengan latar Gunung Fuji
Shinkansen memiliki ketentuan bagasi yang harus diperhatikan oleh calon pengendara sebelum mereka membeli tiket.

“Koper tidak boleh memiliki berat lebih dari 30 kilogram, dan berukuran lebih dari 250 sentimeter saat diukur panjang dan lebarnya. Kalau lebih dari ukuran itu tidak boleh dibawa. Mulai bulan Mei tahun ini harus registrasi,” kata Senior Director Japan National Tourism Organization (JNTO) Shogo Isobe saat ditemui Kompas.com di HSBC-ANA Travel Fair 2020 di mal Central Park, Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Isobe mengatakan bahwa berdasarkan peraturan yang mulai dijalankan Mei 2020, seluruh koper berukuran lebih dari 160 sentimeter dengan ukuran maksimal 250 sentimeter, harus melakukan registrasi di loket beberapa stasiun yang mendukung Japan Rail Pass (JR Pass).

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com