JAKARTA, KOMPAS.com – Promosi wisata domestik harus tetap dilakukan di tengah isu virus corona saat ini. Hal tersebut dianggap bagian dari upaya pemulihan.
Wakil Ketua Umum 1 Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Budijanto Ardiansyah, menegaskan promosi pariwisata tidak boleh dihentikan.
Apalagi, jika ingin mendongkrak kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke destinasi wisata seluruh Indonesia.
"Jadi jangan hilang kegiatan promosinya, karena masa-masa seperti inilah yang harus tetap melakukan promosi. Travel fair (juga) boleh saja tetap diadakan," kata Budijanto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/3/2020).
Baca juga: Travel Agent Sebut Tidak Mudah Incar Wisnus untuk Solusi Wabah Corona
Selain promosi, ia menambahkan, beberapa hal dapat dilakukan agar wisata domestik terus berjalan, seperti terobosan baru dari setiap daerah.
Khusus terobosan baru, langkah ini dinilai perlu, sehingga tidak bergantung pada festival semata untuk mengundang wisatawan berkunjung.
"Misal, setiap daerah membuat gebrakan dengan menonjolkan tempat wisata baru," kata Budijanto.
Sementara itu, menurut Ketua ICCA Indonesia Raty Ning, masyarakat Indonesia juga harus diyakinkan jika penanganan virus corona berjalan dengan baik hingga saat ini.
Baca juga: Indonesia Tunda Promosi Pariwisata di Negara Terdampak Corona
"Lebih baik konsentrasi (mulai) pada akhir tahun atau kuartal tiga. Kita harapkan saat itu virus corona sudah mulai teratasi. Saat itulah kita bisa berjualan dengan baik," kata Budijanto.
"Jadi promosi yang dilakukan atau atraksi wisata yang ditawarkan itu untuk nanti, bukan saat ini," lanjutnya.
Baca juga: Pertunjukan Music Special Symphony of the Sea Ancol Ditunda karena Virus Corona
Oleh karena itu, ia berharap promosi yang diberikan tidak hanya bisa digunakan dalam waktu dekat, namun dalam jangka waktu lama.
Dengan begitu, orang yang membeli tidak harus pergi berlibur saat ini, melainkan saat virus corona Indonesia dituntaskan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, selain promosi harga hotel, perlu juga pemberian insentif untuk pelaku industri dari pemerintah.
Ia berharap, rencana pemberian insentif pemerintah kepada hotel dan restoran dengan penghilangan pajak daerah sebesar 10 persen tidak hanya diberikan kepada 10 destinasi.
Baca juga: Antisipasi Corona, Tersedia Hand Sanitizer di Seluruh Stasiun KA Bandara
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Astindo Pauline Suharno sepakat promosi wisata domestik tetap harus dilakukan. Namun, ia tidak menampik minat beli masyarakat Indonesia yang turun.
"Terlebih, sebentar lagi puasa. Orang cenderung lebih konsumtif. Dengan ekonomi tidak menentu dalam waktu tidak menentu, mereka akan lebih hati-hati dalam melakukan pengeluaran," kata Pauline.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.