Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Jeritan Hati Pemandu Wisata Indonesia di Tengah Krisis Virus Corona

Kompas.com - 20/04/2020, 18:32 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandu wisata Indonesia mengalami krisis finansial karena tak dapat bekerja di tengah pandemi virus corona. 

Ada berbagai upaya yang mereka lakukan untuk menyambung hidup. Selain alih profesi, mereka juga berupaya meminta bantuan pemerintah.  

Pemandu wisata diwakili oleh Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) daerah Bali, Sulawesi Utara, dan Yogyakarta, menceritakan berbagai upaya tersebut. 

Berikut kesimpulan akan apa yang dibutuhkan oleh pemandu wisata Indonesia di masa krisis pandemi virus corona: 

Baca juga: 5.000 Pemandu Wisata di Bali Tak Punya Pekerjaan, Mau Banting Setir Tak Ada Lowongan

1. Lebih butuh bantuan uang tunai ketimbang pelatihan

Ketua HPI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Imam Widodo mengatakan unsur pelatihan dalam Kartu Pra Kerja tidak sesuai dengan kondisi saat ini. 

"Ini yang sangat kami sayangkan, lah, kami ini tenaga profesional sudah terlalu banyak ikut pelatihan. Sekarang ini yang kami butuhkan stimulus fresh money untuk biaya hidup dasar, kok dikasih pelatihan," terangnya.

Pertanyataan Imam mirip dengan apa yang disampaikan Ketua HPI Bali, I Nyoman Nuarta. 

Ia menyebutkan pelatihan sebaiknya dilakukan dalam kondisi normal. Sementara saat ini Nyoman menyebut yang paling penting adalah mengisi perut pemandu wisata dan keluarga.

Ia mengatakan sebaiknya pemerintah mengevaluasi kembali soal pelatihan dalam Kartu Pra Kerja.

Baca juga: HPI Bali Soal Kartu Pra Kerja: Saat Ini Lebih Butuh Uang daripada Pelatihan

2. Bantuan pemerintah belum sampai dan tidak merata 

Pasangan Corinne dan Dave Pruden bersama anak mereka kabur dari Inggris dan menghabiskan masa karantina mandiri di Ubud, Bali.Instagram @twintastic_nomads Pasangan Corinne dan Dave Pruden bersama anak mereka kabur dari Inggris dan menghabiskan masa karantina mandiri di Ubud, Bali.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manado David Togas mengatakan, pemandi wisata sudah kehilangan pekerjaan dan finansial selama wabah corona, bahkan sejak empat bulan yang lalu.

Kendati demikian, ia mengatakan HPI Manado sudah mengupayakan berbagai langkah yang disampaikan kepada pemerintah untuk segera mengirim bantuan.

"Langkahnya yang pertama, kami sudah mengirimkan surat permohonan kepada pemerintah Kota Manado untuk jaring pengaman sosial, dalam hal ini Kartu Pra Kerja," kata David saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).

Selain itu, ia menambahkan pihaknya telah memohon bantuan kebutuhan dasar ke Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara.

HPI Bali dan Yogyakarta juga mengeluhkan bantuan yang tak kunjung sampai kendati sudah melengkapi data persyaratan. Mereka juga sudah melampirkan data ke pemerintah pusat dan daerah. 

Baca juga: Jeritan Pemandu Wisata Sulawesi Utara, Mulai Korek Tabungan dan Menanam Palawija

"Mengingat bahwa pramuwisata adalah garda terdepan dalam melayani turis dan memberi informasi serta memajukan pariwisata untuk Sulawesi Utara, terkhusus Kota Manado, dan secara nyata pariwisata telah menjadi sumber devisa kedua di Indonesia," kata David.

3. Alih profesi untuk sambung hidup  

Panorama Pulau Bunaken dilihat dari atas.SHUTTERSTOCK/RADITYA Panorama Pulau Bunaken dilihat dari atas.

Pemandu wisata mulai alih profesi untuk memenuhi kebutuhan. Banyak di antara mereka mulai berjualan online, menjadi pengemudi kendaraan online, menanam palawija, sampai menjadi Youtuber. 

Wakil Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sulawesi Utara, Mario Ben Gavriel mengatakan saat ini yang dapat dilakukan pemandu wisata hanya terus berdoa, berusaha, dan bersabar mengharapkan turunnya bantuan pemerintah.

4. Program Kartu Pra Kerja sulit diakses

HPI Bali, Sulawesi Utara, dan Yogyakarta mengeluhkan sulitnya mengakses website program Kartu Pra Kerja. Bahkan di Manado tidak satupun anggota HPI berhasil mendaftarkan diri di program tersebut. 

Mereka berharap ada kesempatan gelombang kedua untuk mendaftarkan diri dan menerima bantuan langsung dari pemerintah. 

Baca juga: HPI Yogyakarta: Katanya Pemandu Wisata Ujung Tombak Pariwisata, Sekarang Seolah Kami Tak Ada

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com