Fadly juga menuturkan bahwa program edukasi terpadu di Indonesia sangat kurang terkait pembudidayaan rempah-rempah dan pemanfaatan praktis untuk kesehatan dan kuliner.
Pelestarian rempah Indonesia juga bisa dilakukan melalui pemberdayaan petani rempah melalui pengembangan pasar rempah.
William menuturkan bahwa rempah dapat digunakan untuk memperkenalkan kuliner Indonesia di luar negeri. Salah satu caranya melalui bumbu rempah bubuk yang ditaruh dalam kemasan.
“Kalau kita mau pikir untuk buka restoran, akan bangkrut dan sebagainya. Kenapa kita tidak pikir untuk invasi bumbu jadi?” tutur William.
Melalui bumbu tersebut, masyarakat Indonesia di luar negeri bisa membantu mengajarkan warga negara setempat cara pengaplikasian bumbu agar mereka memiliki nuansa kuliner baru.
Sebab, merupakan hal yang tidak memungkinkan untuk mengajarkan orang asing untuk memasak makanan Indonesia.
“Kalau kita mencari peluang untuk mengajari mereka, pola masak sup mereka yang mendasar lalu dimasukkan bumbu soto ayam, itu ada efeknya. Mereka jadi penasaran beli (bumbu) di mana, baru ekspor bumbu soto ayam,” kata William.
Menurutnya, hanya sebatas membawa dan memperkenalkan hidangan Indonesia tidak cukup karena tidak memberi kesan.
Selain pengenalan kuliner Nusantara melalui bumbu, William juga menyarankan pengenalan melalui teknik pengolahan masakan Indonesia.
“Cara mengungkep, menggoreng, dan membakar dengan aneka bumbu Indonesia. Aplikasi bumbu gampang, dan tidak perlu mengajari resep. Ekspor bumbu-bumbu saset, kita perkenalkan tapi fokus,” tutur William.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.