Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Tapur di Maluku Tanpa Pawai Hadrat dan Takbir

Kompas.com - 25/05/2020, 18:06 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F.

Editor

Sumber Antara

AMBON, KOMPAS.com - Pelaksanaan Tradisi Tapur di Desa Tengahtengah, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Sabtu (23/5/2020), tanpa pawai hadrat dan bertakbir keliling kampung.

Hal ini untuk menghindari warga ramai-ramai berkumpul di jalan pada masa pandemi virus corona (Covid-19).

Baca juga: Tradisi Lebaran khas Indonesia, Kenduri Kuburan di Aceh hingga Tradisi Hadrat di Papua

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Tradisi Tapur di Desa Tengahtengah yang rutin dilaksanakan setiap perayaan Idul Fitri, tampak tak semeriah biasanya.

Tradisi yang melekat dengan budaya berbagi suka cita dengan "memberi makan negeri" hari ini, dilangsungkan tanpa adanya takbir dan hadrat keliling kampung.

Biasanya saat keliling kampung, warga membawa belasan nampan raksasa berisi beragam penganan dan minuman, sebelum dihantarkan ke masjid setempat.

Tanpa pawai

Seperti dikutip dari Antara, tradisi tapur dimulai sekitar pukul 14.00 WIT. Usai pelaksanaan shalat Dhuhur, tradisi tapur dilaksanakan seadanya tanpa pawai dan keramaian yang berlebihan.

Belasan nampan berukuran antara tiga hingga enam meter yang dibuat dari pelepah daun sagu atau bambu disusun rapi dan dihiasi langsung dibawa ke Masjid An-Nikmah.

Nampan-nampan tersebut berisi penganan dan minuman yang dikumpulkan dari para saniri (lembaga adat), perwakilan soa dan mata rumah (kelompok marga dalam strata masyarakat adat Maluku) untuk dibagikan kepada warga usai pelaksanaan shalat Isya malam ini.

Tapur sendiri adalah bahasa tradisional Desa Tengahtengah untuk menyebut nampan atau baki yang digunakan membawa makanan dan minuman.

Pelaksanaan tradisi tapur di Desa Tengahtengah biasanya selalu ramai. Tidak hanya warga setempat yang merayakannya, tetapi warga dari desa-desa tetangga juga datang untuk menyaksikan acara tersebut.

Tradisi ini melibatkan saudara pela dan gandong (sistem kekerabatan antar beberapa kampung yang umumnya berbeda keyakinan) Desa Tengahtengah, yakni Desa Abubu, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, dan Desa Hatusua, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Selain itu juga, keluarga-keluarga bermarga Lewaherilla dari Desa Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon yang mayoritas beragama Kristen.

Mereka selalu rutin hadir dalam pelaksanaan tradisi tapur. Pada masa lalu, mereka bahkan rela mendayung perahu dari kampungnya untuk bisa datang berbagi suka cita di Desa Tengahtengah.

 

Menghindari penularan Covid-19

Berjarak sekitar 32 kilometer dari Kota Ambon, Desa Tengahtengah yang berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Maluku Tengah merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah pada hari ini.

Proses perayaan Idul Fitri ditandai dengan pelaksanaan shalat Id berjamaah di Masjid An-Nikmah, dibawah pimpinan imam Abdul Haji Tuharea.

Selain shalat Id berjamaah, aktivitas keramaian yang melibatkan banyak orang dari luar Desa Tengahtengah ditiadakan, salah satunya adalah pawai hadrat dan arak-arakan mengantar makanan dalam tradisi tapur.

Baca juga: Tumbilohote, Tradisi Khas Gorontalo Menyambut Idul Fitri

Kepala Pemuda Desa Tegahtengah, Abdul Gofar Tuharea mengatakan hal itu dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya penularan pandemi COVID-19.

Meniadakan arak-arakan pawai hadrat dan takbir dalam tradisi tapur merupakan keputusan bersama Saniri Desa Tengahtengah dengan para tokoh agama, masyarakat dan pemuda setempat.

"Tapur tetap dilaksanakan karena tradisi ini berkaitan dengan memberi makan negeri, ibaratnya setelah sebulan berpuasa maka hari ini kami makan, tapi tahun ini tanpa pawai hadrat dan takbir," katanya.

Tidak hanya pawai yang ditiadakan, beberapa hari sebelumnya Desa Tengahtengah juga telah meminta saudara pela dan gandong mereka untuk tidak hadir dalam proses pelaksanaan tradisi tapur tahun ini.

Karena pemerintah desa setempat juga telah memberlakukan larangan masuk bagi orang luar ke wilayah mereka, setelah pemerintah daerah mengimbau untuk menjaga jarak sosial.

"Karena memang riskan, jadi kami sudah memberitahu saudara-saudara kami agar tidak datang ke sini tahun ini. Sedih juga tapi kami semua harus saling menjaga agar terhindar dari penularan corona," ucap Abdul Gofar Tuharea. (Shariva Alaidrus/Zita Meirina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com