KOMPAS.com – Pemerintah Jepang, Senin (1/6/2020), mulai mempertimbangkan untuk melonggarkan larangan masuk bagi wisatawan dari Thailand, Vietnam, Australia, dan Selandia Baru.
Mengutip Kyodo News, saat ini wisatawan empat negara tersebut masih dilarang masuk ke Jepang karena adanya pandemi virus corona. Namun, infeksi virus di negara-negara tersebut sudah mereda.
Baca juga: Universal Studios Jepang Dibuka Kembali Juni 2020, Terapkan New Normal
Jepang tengah "melirik" kemungkinan pencabutan larangan bagi pelancong bisnis sebagai langkah pertama membuka kembali pariwisata negara ini.
Pada Senin (1/6/2020), Jepang memberlakukan larangan masuk untuk 111 negara dan wilayah termasuk Amerika, sebagian besar Asia, dan seluruh Eropa. Salah satunya adalah Indonesia.
Larangan ini efektif hingga akhir Juni. Berikut daftar negara di Asia yang penduduknya dilarang untuk memasuki Jepang, mengutip situs resmi Kementerian Luar Negeri Jepang:
Asia
Warga asing yang berasal dari negara-negara di atas, atau pelancong yang ke negara tersebut dalam waktu 14 hari sebelum tiba di Jepang, akan ditolak masuk ke Jepang.
Baca juga: Jelajah Kastil Matsuyama, Menikmati Panorama hingga Bunga Sakura
Selain itu, pelancong yang memiliki paspor China keluaran Provinsi Hubei atau Zhejiang, serta pelancong yang berada di kapal pesiar Westerdam yang berangkat dari Hong Kong juga akan ditolak masuk.
Pelonggaran efektif pada musim panas
Pelonggaran pertama akan berlangsung pada musim panas ini usai pemerintah Jepang merancang rincian aturan, serta membuat persetujuan dengan empat negara tersebut.
Selain itu, Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan wisatawan dari negara-negara yang memiliki sertifikasi pengujian negatif terhadap virus corona.
Vietnam, Australia, dan Selandia Baru di antara 11 anggota Perjanjian Kemitraan Ekonomi Strategis Trans-Pasifik (TPSEP) lainnya yang telah direvisi.
Sementara Thailand, yang ingin bergabung dalam kerangka kerja multilateral, menjadi tuan rumah bagi banyak perusahaan Jepang termasuk pembuat mobil.
Baca juga: Harga Melon Premium Jepang Terjun Bebas, dari Rp 684 Juta Menjadi Rp 16 Juta
Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, mengatakan bahwa Jepang tetap waspada akan penyebaran global virus corona.
Namun, merupakan hal yang penting untuk mulai pertimbangkan bagaimana melanjutkan perjalanan internasional.