Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Bintan Tak Hanya Laut, Ada Desa Wisata yang Unik

Kompas.com - 13/06/2020, 22:07 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pariwisata Bintan, Kepulauan Riau, tidak lepas dari wisata bahari dan wisata olahraga. Namun, ada daya tarik lainnya yaitu pariwisata berbasis masyarakat seperti Desa Wisata Ekang.

Ketua Asita Tanjungpinang dan Bintan, Sapril Sembiring menuturkan dahulu tidak banyak orang yang mengenal Desa Wisata Ekang.

“Sekarang sudah ada spot untuk berfoto, dengan aktivitas mancing. Ada beberapa aktivitas interaktif lainnya. Bisa berkuda, menginap, dan menikmati kuliner yang disajikan,” kata, Sapril dalam sesi webinar bersama Indonesian Ecotourism Network (Indecon) berjudul “Usaha Pariwisata Berbasis Masyarakat di Bintan dalam Menghadapi Kondisi New Normal”, Selasa (9/6/2020).

Baca juga: Sambut New Normal, Stakeholder Pariwisata di Bintan Diimbau Siapkan SOP Kesehatan

Sapril mengatakan bahwa desa tersebut bisa menjadi terkenal dan dijadikan sebagai desa wisata karena adanya kerjasama antara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan salah satu warga bernama I Wayan Santika.

Selain Desa Wisata Ekang, ada pula Desa Pengudang. Desa ini menawarkan berbagai aktivitas salah satunya edukasi seputar hutan bakau di Pengudang Bintan Mangrove.

Ada pula Istana Jendela Dunia yang letaknya tidak jauh dari Pengudang Bintan Mangrove.

Madun, warga Bintan pengelola Istana Jendela Dunia, mengumpulkan berbagai limbah yang hanyut di pantai. Mulai dari kayu, hingga televisi.

“Bagi orang-orang yang datang dan ngobrol sama dia, dia dapat inspirasi untuk membentuk kayu-kayu hanyut ini lalu diberi nama. Kedua kalinya saya datang ke sana, dia mengatakan 'Ini patung Bapak',” tutur Sapril.

Mangrove di Desa Pengudang, Bintan, KepriShutterstock/ Mr Januarius jayusman Mangrove di Desa Pengudang, Bintan, Kepri

Sapril mengatakan bahwa Bintan memiliki kegiatan pariwisata lengkap yang bisa dikembangkan lebih jauh pasca-pandemi virus corona.

Salah satunya adalah pariwisata berbasis masyarakat. Melalui pariwisata tersebut, mereka bisa mendorong pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk semakin dioptimalkan di Kepulauan Seribu.

Founder dan Director Indonesian Ecotourism Network (Indecon), Ary Suhandi, menuturkan bahwa penting bagi desa wisata untuk mempertahankan kearifan lokalnya. Terutama bagi wisatawan yang berkunjung dengan tujuan staycation.

Baca juga: Selain Gurun Pasir Telaga Biru, Bintan akan Kembangkan Desa Wisata

“Kami dari kota datang ke desa ingin menikmati suasana desa. Jangan dibalik dan disediakan semua kayak yang di kota, kami sudah bosan. Akan sangat menyenangkan bisa makan enak, aktivitas yang baik,” kata Ary.

Ary mengatakan bahwa homestay harus dipersiapkan dengan baik oleh pemilik, terlebih lagi saat era new normal dan protokol kesehatan sudah berlaku,

Menurutnya, satu kamar idealnya hanya diisi oleh satu orang. Jika untuk dua orang, pastikan ruangannya cukup untuk melakukan jaga jarak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com