Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Miliki Risiko Penularan Covid-19 Rendah, Destinasi Wisata Alam Siap Dibuka Bertahap

Kompas.com - 23/06/2020, 10:50 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan, banyak pelaku sektor pariwisata yang menanti pembukaan tempat wisata.

Wishnutama pun mengapresiasi hal tersebut, dan berencana membuka wisata alam yang memiliki risiko penularan Covid-19 rendah. Namun, rencana tersebut juga diikuti dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyusun dan mengusulkan protokol kesehatan untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Usulan tersebut pun telah disahkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.

Baca juga: Bagaimana Protokol Kesehatan di Tempat Wisata Saat New Normal?

Wishnutama berharap, protokol kesehatan tersebut menjadi acuan pembukaan pariwisata.

“Jangan sampai terjadi kasus baru. Memperbaiki protokol bisa sehari dua hari, tapi mengembalikan rasa percaya butuh waktu lama. Jika tidak hati-hati dan disiplin, dampak ekonominya bisa lebih buruk lagi,” kata Wishnutama, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Hal tersebut dikatakan Wishnutama, saat melakukan jumpa pers bersama Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Jakarta, Senin (22/6/2020).

Siti mengatakan, berdasarkan hasil kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama pemerintah daerah melalui unit pelaksana teknis kerja kementerian, terdapat 29 taman nasional dan taman wisata alam yang sudah dapat dibuka secara bertahap.

Baca juga: 29 Taman Nasional dan Taman Wisata Alam Boleh Buka Kembali

“Beberapa taman nasional yang akan kami buka antara lain Gunung Gede Pangrango, Bromo Tengger Semeru, dan Rinjani,” kata Siti.

Sementara itu, lokasi wisata lain di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Bali, akan ditinjau kembali.

Doni menambahkan, kawasan pariwisata yang akan dibuka adalah kawasan pariwisata alam yang berlokasi di zona hijau atau kuning.

Kawasan pariwisata tersebut dibuka secara bertahap sampai batasan pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas normal.

Baca juga: Kawasan Wisata Alam Indonesia Boleh Buka, Ini Syaratnya...

“Keputusan pembukaan kawasan pariwisata alam di 270 kabupaten atau kota zona hijau dan kuning diserahkan kepada bupati dan wali kota,” kata Doni.

Lebih lanjut, pengambilan keputusan harus melalui musyawarah dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pengelola kawasan pariwisata alam, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di daerah, pakar epidemiologi, dan pakar kesehatan masyarakat.

Kemudian, pakar ekonomi kerakyatan, tokoh agama, tokoh budaya, tokoh masyarakat, tokoh pers, pegiat konservasi, pelaku dunia usaha khususnya industri pariwisata, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) juga dilibatkan melalui pendekatan kolaborasi pentahelix berbasis komunitas.

“Pelaksanaan putusan harus melalui tahapan prakondisi, yaitu edukasi, sosialisasi, dan simulasi sesuai kondisi kawasan pariwisata alam dan karakteristik masyarakat di daerah masing-masing,” kata Doni.

Baca juga: Tempat Wisata Dibuka, Gugus Tugas: Jika Ada Kasus Covid-19 Akan Ditutup Kembali

Jika dalam perkembangannya di kawasan pariwisata alam ditemukan kasus Covid-19 atau pelanggaran terhadap ketentuan, tim gugus tugas kabupaten atau kota akan melakukan pengetatan atau penutupan kembali setelah berkonsultasi dengan petugas provinsi dan gugus tugas pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com