Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Naik Kereta Gantung TMII Saat New Normal, Kuota Dibatasi

Kompas.com - 07/07/2020, 15:31 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu wahana yang sudah dapat dikunjungi oleh wisatawan saat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah kereta gantung.

Kompas.com berkesempatan untuk menaikinya pada era new normal, Minggu (5/7/2020).

Sebelum memasuki area pembelian tiket, wisatawan diimbau untuk membaca sebuah poster berukuran besar yang berisi protokol kesehatan selama menaiki kereta gantung.

Beberapa aturan yang terterak antara lain adalah petugas dan pengunjung wajib memakai masker, serta adanya pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo scanner.

Bagi mereka yang memiliki suhu tubuh di bawah 37,5 derajat Celcius diperkenankan masuk. Saat diperiksa, suhu tubuh saya adalah 36,8 derajat Celcius.

Baca juga: Pengalaman Liburan ke TMII pada Era New Normal, Seperti Apa?

Usai diperiksa suhu tubuhnya, petugas segera mengarahkan saya untuk mencuci tangan terlebih dahulu, serta disemprot hand sanitizer sebelum diarahkan ke tempat pembelian tiket yang berada di sebelah kanan.

Sebelum membeli tiket, wisatawan harus kembali mencuci tangan sebelum memasuki jalur menuju loket. Di sana pun terdapat tanda jaga jarak jika terjadi antrean.

Harga tiket per orang adalah Rp 50.000. Saat menangani pembeli, petugas loket mengenakan penutup wajah dan masker.

Ada tanda jaga jarak di tanjakan

Setelah membeli tiket, saya diarahkan ke sebuah jalur menanjak yang mengarah ke tempat kereta gantung.

Mulai dari meja pemeriksaan tiket, jalur menanjak sudah dipenuhi oleh tanda yang harus dipatuhi oleh wisatawan jika keadaan sedang penuh dan terjadi antrean.

Namun saat saya berada di sana, saya merupakan satu-satunya pengunjung yang menaiki kereta gantung pada pukul 13:26 WIB sehingga saya tidak perlu mengantre.

Baca juga: TMII Diserbu Puluhan Ribu Wisatawan Sejak Dibuka 2 Minggu Lalu

 

Wisatawan yang ingin menaiki kereta gantung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (5/7/2020).kompas.com / Nabilla Ramadhian Wisatawan yang ingin menaiki kereta gantung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (5/7/2020).

Sesampainya di tempat kereta gantung, para petugas mengenakan masker. Tersedia juga sebuah hand sanitizer di atas meja.

Setelah memilih kabin berwarna merah muda, saya pun segera naik. Namun, seorang petugas memberi imbauan untuk duduk di tempat yang tidak diberi tanda silang berwarna merah.

“Satu kabin hanya dibatasi untuk dua orang. Kecuali yang datang keluarga, kabinnya boleh isi empat,” kata seorang petugas kereta gantung.

Baca juga: Unik, TMII Hadirkan Penari Tradisional Pakai Face Shield Nuansa Etnik

Kabin kosong kerap dilewati

Selama berada di dalam kabin kereta gantung, saya melihat pemandangan banyak wahana yang dimiliki oleh TMII.

Mulai dari tempat rekreasi Danau Arsipel yang sebelum pademi selalu ramai namun kini terbilang cukup sepi, hingga Istana Anak-anak Indonesia yang masih belum bisa dikunjungi pada era new normal.

Namun, satu hal yang membuat pemandangan terasa aneh adalah sejumlah kabin kereta gantung yang kosong. Selama menaiki kereta gantung, terlihat lebih dari sepuluh kabin yang kosong. 

Baca juga: Pengunjung TMII Bisa Beli Tiket di Lokasi, Ada Alat Sterilisasi Uang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com