KOMPAS.com - Belakangan ini, viral foto sampah botol plastik berisi urine di Gunung Cikuray via Pemancar.
Pemandangan tumpukan sampah ini pun lalu dipertanyakan oleh warganet, khususnya mengenai masalah buang air kecil atau buang air besar pada kegiatan pendakian gunung.
Bagi yang sering mendaki gunung, perihal buang air di gunung menjadi hal yang sudah biasa dan kebanyakan mereka tidak menemukan masalah.
Namun, nyatanya masih banyak orang atau pendaki yang belum memahami bagaimana tata cara buang air di gunung.
Baca juga: Viral Foto Sampah Botol Berisi Urine di Gunung Cikuray, Warganet Kesal
Lalu pertanyaannya, perlukah orang membuang air kecil dengan memasukkan urin ke dalam botol plastik saat berada di gunung?
Jawabannya adalah tidak. Menurut pendaki gunung yang juga anggota senior Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (UI) Adiseno, setiap orang yang ingin buang air di gunung tak perlu menggunakan botol plastik.
Pendaki bisa langsung menuju semak-semak untuk membuang kotorannya. Membuang urin ke dalam botol malah akan menambah sampah di pegunungan.
"Langsung aja cari semak-semak, gak perlu pakai botol plastik. Asal ke tempat tersembunyi gak terlihat orang banyak. Gunung kita itu gunung tropis, gak ada masalah kok buang air langsung di gunung," kata Adiseno saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/9/2020).
Ia menilai masalah seperti itu sebenarnya dilihat dari kebiasaan para pendaki yang berbeda. Ada tipe pendaki yang tidak biasa buang air di tempat yang tidak nyaman, misalnya saat naik gunung.
Untuk itu, jika naik gunung dan merasakan ingin buang air kecil dan besar, bisa simak tips-tips dari Adiseno berikut ini:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.