Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Liburan Gratis 3 Hari 2 Malam di Bali? Ini Syaratnya

Kompas.com - 25/09/2020, 18:30 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Wabah pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama enam bulan membuat Bali terus berbenah untuk kembali membangkitkan sektor pariwisatanya.

Salah satunya dengan mengundang pengguna media sosial untuk mempromosikan pariwisata berbasis Cleanliness, Health, Safety and Environment (CHSE).

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa mengatakan, ada 4.400 orang pengguna medsos yang akan berlibur gratis ke Pulau Dewata selama 3 hari 2 malam.

Baca juga: Bali, Destinasi Paling Siap Kembangkan Desa Wisata

Ia menambahkan, para pengguna medsos itu akan digandeng dengan anggaran Rp 20 miliar.

Kegiatan ini juga merupakan inisiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Rencananya, kegiatan akan berlangsung pada Oktober-November 2020.

Putu menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat dan mengevaluasi implementasi protokol CHSE atau Tatanan Kehidupan Era Baru di destinasi wisata Bali.

"Pada intinya ingin mengevaluasi penerapan yang telah kami sertifikasi. Nanti kan kami bandingkan dengan kenyataannya, mungkin ada bagus, sedang dan kurang," kata Astawa, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/9/2020).

Baca juga: 17 Oleh-oleh Kekinian Khas Bali, Apa Saja?

 

Tertarik untuk mengikuti kegiatan ini? Masyarakat pengguna medsos harus mengikuti beberapa syarat dan ketentuan sebagai berikut:

  • Berusia 18-50 tahun dan hanya diperbolehkan mengikuti satu kali kegiatan
  • Aktif sebagai pengguna media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, TikTok dan diutamakan memiliki lebih dari 2.000 followers berbasis komunitas
  • Memiliki kegemaran aktivitas di luar ruang seperti berenang, snorkeling, trekking, hiking, bersepeda dan berswafoto
  • Memahami dan mampu menerapkan serta mensosialisasikan protokol kesehatan (kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan)
  • Mempublikasikan aktivitas yang dilakukan selama mengikuti kegiatan dalam bentuk video singkat, foto, dan atau artikel dengan mengedepankan norma kesopanan
  • Wajib menunjukkan surat hasil rapid test Covid-19 non reaktif yang dilakukan 1-3 hari sebelum keberangkatan
  • Menyertakan surat persetujuan atau rekomendasi atau dispensasi dari instansi, perusahaan, asosiasi, atau organisasi di mana ia bekerja atau bernaung
  • Peserta wajib menjaga marwah Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan Kemenparekraf, menghormati kearifan lokal Bali serta mendukung program kepariwisataan Bali
  • Konten berupa foto atau video yang diambil peserta dapat digunakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali dan Kemenparekraf untuk materi promosi pariwisata
  • Peserta wajib menandatangani pakta integritas akan menerapkan protokol kesehatan seperti selalu mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan sebagainya
  • Menaati tata tertib yang berlaku selama berkegiatan.

Ilustrasi wisatawan sedang liburan di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali. SHUTTERSTOCK/GUITAR PHOTOGRAPHER Ilustrasi wisatawan sedang liburan di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali.

Astawa menambahkan, para peserta akan menginap secara bergiliran di kawasan-kawasan pariwisata Bali.

Tujuan dari kegiatan ini juga untuk menggeliatkan ekonomi destinasi wisata yang dituju. Selain itu, untuk mempromosikan pariwisata Bali yang sudah menerapkan protokol kesehatan ketat.

"Selain itu juga dampak promosi karena mereka akan mengunggah temua-temuan di lapangan," kata dia.

Ia juga menerangkan, kegiata ini terbuka bagi semua orang seperti dosen, guru, mahasiswa, aparatur sipil negara, karyawan perusahaan swasta, karyawan biro perjalanan wisata, kelompok sadar wisata, komunitas hobi, fotografer, influencer dan media massa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com