Kuota Pendakian Gunung Semeru Sudah Penuh Sampai 31 Oktober 2020

KOMPAS.com - Libur panjang akhir pekan yang jatuh sejak hari ini, Rabu 28 Oktober 2020 hingga Minggu 1 November 2020 dimanfaatkan wisatawan untuk bepergian keluar kota.

Salah satu kegiatan wisata yang diminati adalah pendakian gunung. Khusus di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) contohnya, pendaftaran pendakian Gunung Semeru sudah penuh hingga 31 Oktober 2020.

Baca juga: Cara Booking Online Pendakian Gunung Semeru, Wajib bagi Calon Pendaki

"Sampai 31 Oktober 2020 kuota pendakian Semeru sudah full booking," kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS Sarif Hidayat melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (28/10/2020).

Lanjut dia, hal ini menandakan antusiasme yang tinggi para pendaki untuk datang berkunjung ke Gunung Semeru.

Untuk itu, kata dia, para pendaki sudah tidak bisa melakukan booking pendakian hingga akhir Oktober 2020.

Ia menyarankan bagi para calon pendaki untuk mendaftar pada waktu berikutnya yaitu bulan November.

"Kalau kuota penuh ya gak bisa masuk aplikasi daftar untuk naik Semeru. Dan kalau masih mau naik ya dipersilakan cari kuota yang kosong mas," ujarnya.

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO KEINDAHAN ALAM INDONESIA - Lanskap Ranu Kumbolo, Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (19/9/2019). Ranu Kumbolo menjadi sumber air bersih bagi pendaki Gunung Semeru.

Ia juga kembali mengingatkan bahwa kuota pendakian Gunung Semeru di era new normal adalah 120 orang per harinya.

Sebelumnya, pendakian Gunung Semeru telah dibuka kembali sejak 1 Oktober 2020. Sejak dibukanya jalur pendakian, antusiasme para pendaki memang tinggi.

Baca juga: Kuota Pendakian Gunung Semeru Oktober 2020 Sisa 2 Slot, Antusiasme Tinggi

Pada Selasa (13/10/2020), Sarif sempat mengatakan bahwa pendaftaran pendakian Semeru hanya tersisa untuk tanggal 20 dan 23 Oktober 2020.

"Sampai dengan 31 Oktober 2020, kuota pendakian Semeru sebagian besar full hanya di tanggal 20 dan 23 Oktober 2020 yang menyisakan satu kuota," kata pria yang kerap disapa Ayip melalui pesan singkat kepada Kompas.com.

Ia juga mengatakan, sebagian besar para pendaki yang telah booking pendakian berasal dari Jawa. Hal tersebut dilihat dari data para pendaki yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Pulau Jawa.